TEMPO.CO, Rio de Jeneiro - Iran membuat gebrakan dalam Olimpiade Rio de Jeneiro, Brasil. Untuk pertama kalinya, atlet panahan perempuan Iran, Zahra Nemati, membawa bendera negaranya dalam acara pembukaan Olimpiade di Stadion Maracana pada Jumat, 5 Agustus 2016.
Menggunakan kursi roda serta tampil mengenakan jilbab hijau, Nemati membawa bendera bagi timnya. Perempuan berusia 31 tahun ini membuat debut pertamanya di Olimpiade Rio. Dalam Olimpiade sebelumnya, perempuan Iran belum pernah menjadi pemimpin tim parade pembukaan Olimpiade dengan membawa bendera negara.
Iran, yang menerapkan hukum Islam dengan ketat, melarang perempuan menghadiri acara-acara olahraga yang dianggap hanya untuk pria.
Nemati sebelumnya atlet taekwondo. Namun pemegang sabuk hitam ini mengalami kecelakaan mobil yang membuat tubuhnya lumpuh. Ia kemudian memilih jadi atlet pemanah 2 tahun lalu. "Saya ingin olahraga," kata Nemati memberikan alasan, seperti dikutip dari Alarabiya.net.
Berbeda dengan kebanyakan atlet Olimpiade, Nemati tidak hanya bertanding di Olimpiade Rio. Sekembalinya dari Brasil, ia melanjutkan pertarungan di Paralympics. Ia sebelumnya meraih sejumlah medali emas dalam kategori individual recurve W1/W2.
"Saya membuat gol dan membuat hasil terbaik untuk keluarga saya dan orang-orang di sekeliling saya supaya bahagia dan agar mereka tahu saya baik-baik saja dan saya kuat," kata Nemati menanggapi pertandingan awal di Olimpiade Rio saat mendapat skor 609 di posisi ke-49.
Tak ada yang mempertanyakan talenta perempuan Iran ini dalam bidang memanah. Ia meraih juara untuk sejumlah pertandingan internasional. Pada Paralympic 2012 di London, Inggris, ia meraih medali emas dan mencatatkan namanya sebagai perempuan Iran pertama yang meraih emas dalam acara terbesar bagi para atlet penyandang cacat.
Nemati pun menjadi duta PBB untuk perannya memberdayakan perempuan melalui olahraga.
AL ARABIYA | MARIA RITA