TEMPO.CO, London- Faizah Shaheen, 27 tahun, ditahan di bandara Doncaster, Inggris dan menjalani pemeriksaan di bawah Undang-undang terorisme. Ia dilaporkan awak kabin maskapai Thomson Airways setelah terlihat membaca buku budaya Suriah di pesawat.
Shaheen, pekerja di NHS, pusat perawatan remaja dengan gangguan mental ditangkap setelah kembali dari bulan madunya di Marmaris, Turki pada tanggal 25 Juli. Awak kabin Thomson Airways mencurigai Shaheen yang saat itu membaca buku budaya Suriah.
Setelah pesawat mendarat, polisi kemudian menginterogasinya selama 15 menit di bawah pasal 7 UU Terorisme dan mengatakan kecurigaan terkait dengan buku yang dibacanya, berjudul - Suriah Berbicara: Seni dan Budaya dari Garis Depan. Buku itu karya Malu Halasa, pemenang penghargaan English PEN.
Shaheen yang berasal dari Leeds marah dan menangis oleh insiden tersebut karena merasa telah didiskriminasikan karena iman dan kepercayaannya.
"Saya benar-benar tidak bersalah, saya dibuat merasa seperti seorang teroris. Ketika melewati pemeriksaan paspor, kemudian dua petugas polisi mendekati saya dan membawa saya ke samping dan meminta saya untuk menunjukkan paspor saya lagi," kata Shaheen, seperti yang dilansir Independent pada 4 Agustus 2016.
Perempuan Muslim ini lalu bertanya kepada polisi mengenai apa yang terjadi. Dia lantas menjelaskan bahwa buku tersebut berhubung dengan pekerjaannya di NHS. Dia membantu memulihkan mental remaja yang dianggap cenderung menjadi radikal.
Dia kemudian dilepaskan setelah terbukti tidak bersalah. Namun dia berencana untuk menuntut Thomson Airways, karena dianggap telah menfitnahnya.
Anggota parlemen Inggris dari Partai Buruh, Keith Vaz, yang memimpin Komite Negeri, mengatakan bahwa reaksi maskapai Thomson Airways terlalu berlebihan. Dia mengatakan bahwa maskapai tersebut harus mengakui bahwa telah berbuat kesalahan dan meminta maaf kepada Shaheen.
Maskapai Thomson Airways mengatakan bahwa awaknya hanya menjalankan tugas dan terpaksa melakukannya sebagai tindakan pencegahan.
INDEPENDENT|YON DEMA