TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak akan berkunjung ke Indonesia pada Senin-Rabu, 1-3 Agustus 2015. Dalam lawatan kali ini, PM Najib akan mengadakan pertemuan tahunan dengan Presiden Joko Widodo dan menghadiri 12th World Islamic Economic Forum (WIEF).
“Konsultasi tahunan kesebelas akan menandai pertemuan pertama antara Najib dan Presiden Joko Widodo di bawah kerangka kerja konsultasi tahunan. Kedua pemimpin akan membahas isu-isu bilateral yang menjadi perhatian bersama dan mengeksplorasi bidang-bidang kerja sama yang baru,” tutur Kementerian Luar Negeri Malaysia dalam pernyataannya, pekan lalu.
Kedua pemimpin juga akan menyaksikan penandatanganan perjanjian bilateral antara Bank Negara Malaysia dan Otoritas Jaksa Keuangan (OJK) di bawah ASEAN Banking Integration Framework (ABIF). Ada juga kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan Dewan Negara-negara Produsen Minyak Kelapa Sawit (CPOPC).
Pertemuan Annual Consultation adalah mekanisme bilateral utama antara Indonesia dan Malaysia di tingkat kepala pemerintahan. Mekanisme utama ini didukung dengan pertemuan di tingkat Menteri Luar Negeri dalam forum Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC).
Sebelumnya, Annual Consultation kesepuluh dilaksanakan pada 19 Desember 2013 di Jakarta dan JCBC ke-14 dilaksanakan pada 9-10 Oktober 2015 di Kuala Lumpur.
Menurut siaran pers Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, isu-isu yang dibahas ialah soal perbatasan, keamanan regional, kerja sama ekonomi dan perdagangan, serta perlindungan pekerja migran.
“Penyelenggaraan Pertemuan Annual Consultation di Jakarta ini mencerminkan intensitas dan dinamika yang tinggi dalam hubungan bilateral kedua negara. Berbagai permasalahan yang muncul dalam hubungan bilateral diharapkan diselesaikan dengan baik demi kemajuan bersama dua negara bertetangga,” tulis KBRI Kuala Lumpur dalam rilis yang diterima Tempo, Minggu, 31 Juli 2016.
Sebelumnya, Annual Consultation kesepuluh dilaksanakan pada 19 Desember 2013 di Jakarta, dan JCBC ke-14 dilaksanakan pada 9-10 Oktober 2015 di Kuala Lumpur. Selanjutnya, JCBC ke-15 antara Indonesia dan Malaysia di tingkat Menteri Luar Negeri direncanakan dilaksanakan di Indonesia pada paruh kedua 2017.
Indonesia juga menjadi tuan rumah sidang World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 dengan tema “Decentralising Growth, Empowering Business" yang digelar di Jakarta pada 2-4 Agustus 2016.
Setelah menghadiri Annual Consultation kesebelas, PM Najib akan membawakan pidato khusus.
WIEF bermula dari Organization of Islamic Cooperation (OIC) Business Forum yang diselenggarakan pada 15 Oktober 2003 bersamaan dengan diadakanya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OIC di Putrajaya, Malaysia.
Forum ini dibentuk khusus untuk mencari peluang kemitraan bisnis baru di antara negara-negara anggota OIC dengan mempertemukan pemimpin negara, pemimpin industri, akademikus, ahli, profesional, dan pemimpin perusahaan.
Pada pertemuan OIC Business Forum kedua 2004, ide pembentukan WIEF dicetuskan. Langkah ini dianggap penting untuk memberikan wahana atas potensi ekonomi besar dunia muslim, termasuk negara-negara di luar lingkup OIC. Selain itu, pembentukan sebuah forum independen serta berdedikasi, yang dipandang akan lebih berperan memfasilitasi kerja sama bisnis yang lebih besar, baik di dalam maupun di luar negara-negara Islam.
Untuk melembagakan WIEF, pada 2006, WIEF Foundation dibentuk. Sebuah sekretariat tetap telah dibuka di Putrajaya, Kuala Lumpur, di bawah pimpinan mantan wakil Menteri Luar Negeri Malaysia.
Indonesia adalah mitra dagang terbesar ketujuh Malaysia dan ketiga terbesar di antara negara-negara ASEAN. Total perdagangan bilateral mencapai US$ 15,25 miliar pada 2015.
THE SUN DAILY | NATALIA SANTI