TEMPO.CO, Abuja - Pemerintah Turki telah meminta Nigeria menutup 17 sekolah yang dianggap terkait dengan ulama dan pengusaha Fethullah Gulen. Duta besar Turki untuk Nigeria, Hakan Cakil, menjelaskan bahwa semua sekolah yang terkait dengan Gulen di Turki sudah ditutup.
Menurut dia, terjadi salah pengertian untuk sekolah-sekolah di negeri yang merujuk pada Gulen yang tidak terkait dengan pemerintah di Ankara. Cakil bahkan menuding sekolah-sekolah itu telah melakukan aktivitas ilegal dengan mengumpulkan dana.
"Ini masalah keamanan nasional bagi kami di Turki. Saya diperintahkan pemerintah saya untuk menindaklanjuti hal ini dan kami sangat gembira untuk memberikan dukungan kepada legislator Nigeria mengenai isu ini," ujar Cakil, seperti dikutip dari Newsweek.com, 29 Juli 2016.
Sekolah-sekolah yang terafiliasi dengan Gulen di Nigeria berada di sejumlah kota, seperti Abuja, ibu kota Nigeria, Lagos yang menjadi pusat bisnis, Kano, dan Kaduna.
Menanggapi permintaan Turki, senator Nigeria, Sani, menyerukan Cakil untuk menggunakan instrumen demokrasi, kebebasan, dan hak-hak konstitusional untuk mengusut para tersangka kudeta.
Gerakan Gulen yang dipimpin oleh Fethullah Gulen—saat ini mengasingkan diri di Pennsylvania, Amerika Serikat—memiliki sekitar 300 sekolah di Turki dan lebih dari 1.000 sekolah di seluruh dunia.
Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan menuding Gulen berada di balik upaya kudeta pada Jumat malam, 15 Juli 2016. Sedikitnya 246 orang tewas dan lebih dari 2.000 orang terluka.
Menurut Erdogan, Gulen berusaha membuat pemerintahan sejajar dengan pemerintahannya di Turki seperti membentuk lembaga kepolisian, kehakiman, media, dan pasukan bersenjata.
Gulen mengutuk kudeta itu dan membantah terlibat dalam kudeta seperti tudingan Erdogan.
NEWSWEEK.COM | MARIA RITA