TEMPO.CO, Mainpuri - Pasangan suami-istri dari masyarakat Dalit, India, tewas dibantai gara-gara meminta perpanjangan waktu untuk membayar utang senilai 15 rupee atau Rp 2.940.
Peristiwa tragis dan sadis ini berawal ketika pasangan suami-istri, dari komunitas Dalit, berutang kepada pemilik grosir bernama Ashok Mishra yang tinggal di Distrik Mainpuri, Negara Bagian Uttar Pradest.
Saat keduanya dalam perjalanan menuju tempat kerja, seperti dikutip dari BBC, Mishra menghentikan langkah suami-istri itu untuk menagih utang pembelian tiga bungkus biskuit yang telah dibeli tiga anak mereka beberapa hari lalu.
"Ketika Mishra terus berteriak meminta uang, pasangan itu baru saja berjalan ke lapangan. Mishra lalu berlari ke rumahnya dan kembali membawa kapak. Dia menikam Bharat beberapa kali dan kemudian menyerang Mamta yang sedang menyelamatkan suaminya. Pasangan itu meninggal seketika di tempat itu," kata Nadeem, seorang warga, kepada surat kabar Indian Express.
Menurut polisi, pembunuh pasangan suami-istri itu telah ditangkap. Peristiwa itu membuat amarah komunitas Dalit. Mereka memblokade jalan-jalan dan melakukan aksi protes.
Dalit, yang berarti tak boleh disentuh, merupakan komunitas yang paling dinistakan oleh masyarakat India.
Sebelum peristiwa tragis ini terjadi, beberapa warga Dalit menjadi korban kekejaman masyarakat India. Pada awal bulan ini, beberapa pria Dalit diserang orang-orang saat mereka mencoba menguliti sapi yang sudah mati di Negara Bagian Gujarat. India melindungi sapi sebagai hewan suci.
Pada Maret lalu, seorang pria Dalit dibunuh karena menikahi perempuan yang berkasta lebih tinggi darinya di wilayah selatan Negara Bagian Tamil Nadu.
BBC | MARIA RITA