TEMPO.CO, Istanbul - Pihak berwenang Turki menahan sedikitnya 63 siswa sekolah berusia 14-17 tahun atas tuduhan berkhianat dalam upaya kudeta tiga pekan lalu. Mereka bersekolah di sekolah tinggi militer Kuleli di Istanbul.
Satu di antara 63 siswa itu bernama Emre, pelajar pria berusia 15 tahun di sekolah tinggi militer tertua di Istanmbul itu. Emre ditahan tak lama setelah upaya kudeta di negara itu, bersama-sama dengan 62 teman satu sekolahnya.
Baca Juga:
Pengacara remaja-remaja itu mengatakan sebelum upaya kudeta semua siswa yang ditangkap, diminta berpakaian seperti tentara dan diberikan senjata tanpa peluru.
Mereka yang ditangkap, kemudian dimasukan ke penjara di Istanbul atas tuduhan mengkhianati negara dan tidak diperbolehkan untuk berbicara dengan orang tua mereka.
Keluarga anak-anak sekolah itu mengatakan sebelum kudeta anak-anak mereka diundang untuk pesta koktail sekolah. Mereka diminta untuk melakukan parade lengkap dengan senjata, pakaian seragam tentara di sekitar sekolah mereka.
"Anak-anak kami tidak pernah memegang senjata sebelumnya. Mereka dimanfaatkan, mereka dipaksa untuk melakukan hal tersebut," kata ibu seorang anak yang ditahan dan sedang menunggu pembebasan anaknya di Penjara Maltepe, Istanbul.
"Memanfaatkan anak dan memaksa mereka untuk mematuhi perintah Anda adalah lebih buruk dibandingkan setiap serangan teror," kata ibu itu menegaskan.
Seorang pengacara yang mewakili tiga siswa Kuleli, Nazli Tanburaci Altac berujar: "Sebagian keluarga tidak mendengar kabar berita tentang anak-anak mereka selama tujuh hari. Ini bukan sesuatu yang seharusnya terjadi meskipun dalam keadaan darurat di negara ini."
Selain itu, Pemerintah Turki juga telah mengeluarkan surat perintah penahanan terhadap 42 wartawan, yang meliput upaya kudeta yang gagal oleh militer pada 12 hingga 13 Juli lalu di Istanbul dan Ankara.
Setelah kudeta, pemerintah Tayyip Erdogan telah menskorsing, menahan atau melakukan penyelidikan terhadap lebih dari 60.000 tentara, polisi, hakim, jaksa, guru, dan pegawai negeri.
MIRROR|DAILY MAIL|THE SUN|YON DEMA