TEMPO.CO, Istanbul - Amnesty International mengatakan berdasarkan data kredibel yang diperoleh menyebutkan para tahanan yang terlibat kudeta di Turki pada Jumat, 15 Juli 2016, mengalami siksaan dan perlakuan tak manusiawi dari aparat polisi.
Para tahanan tidak diberi makan, minum, dan perawatan medis. Kasus terburuk, menurut laporan yang diterima Amnesty International, adalah beberapa tahanan mengalami pukulan dan siksaan yang mengerikan.
Seperti dikutip dari Mirror, aparat militer Turki yang ditahan setelah gagal melakukan kudeta, diperkosa dan mengalami kelaparan yang parah karena tak diberi makan dan minuman berhari-hari.
Sebagian dari sekitar 10 ribu tahanan dikunci di kandang kuda dan aula tempat olahraga dengan tubuh terikat, seperti di aula olahraga markas besar polisi di Ankara dan aula olahraga Ankara Bakent.
"Laporan mengenai pelanggaran termasuk pemukulan dan perkosaan di tahanan sebagai sebuah tanda bahaya yang luar biasa, khususnya penahanan dalam jumlah besar yang telah kita saksikan pekan lalu," kata John Dalhuisen, Direktur Amnesty Internasional untuk kawasan Eropa.
Amnesty International telah mendesak untuk diberi akses bertemu para tahanan setelah kudeta gagal. Saat ini, Turki memberlakukan negara dalam keadaan darurat setelah percobaan kudeta yang menewaskan lebih dari 200 orang dan melukai sedikitnya 1.500 orang.
MIRROR | MARIA RITA