TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok pemerhati hewan di Asia dan netizen membuat petisi mengkritik kebijakan manajemen pusat perbelanjaan Grandview, Guangzhou, Cina, yang memajang beruang kutub hidup di dalam akuarium. "Beruang ini menderita untuk tujuan apa?" kata Direktur Kesejahteraan Hewan di Asia Dave Neale seperti dikutip dari ABC News, Rabu, 20 Juli 2016.
Dave mengatakan beruang kutub tidak bisa ditempatkan di sembarang are. Hewan itu memerlukan ruang cukup besar untuk berlari, berburu, memanjat, hingga tidur. Dave menambahkan, ada daftar panjang yang dibutuhkan beruang dewasa.
Dave menjelaskan, beruang kutub memerlukan kandang yang benar-benar bebas, mirip habitatnya. Namun pihak mal menempatkan beruang itu di dalam akuarium untuk dipajang. Pengunjung kemudian dapat menonton dan berfoto dengan beruang itu.
Ia sudah berupaya menemui pihak perusahaan. Dave meminta beruang itu dibebaskan ke habitat aslinya. Namun permintaan itu, kata dia, tidak digubris pihak Grandview.
Mereka pun akhirnya membuat petisi yang mengkritik tindakan perusahaan tersebut. Netizen juga geram dengan perusahaan itu. "Kami akan terus membantu, kami akan terus mendorong untuk perubahan."
Netizen kemudian beramai-ramai membuat video yang mengkritik kondisi beruang itu, yang diberi judul "Beruang Kutub Paling Menyedihkan di Dunia". Video itu baru-baru ini viral dan membuahkan petisi sebanyak 311 ribu tanda tangan. Mereka mendesak agar pertunjukan akuarium beruang itu segera ditutup.
ABC NEWS | AVIT HIDAYAT