TEMPO.CO, Manila - Penasihat keamanan Presiden Filipina, Jesus Dureza, mengatakan lima nelayan Malaysia yang tiba-tiba hilang dari kapalnya diyakini telah diculik di Tawi-Tawi, Filipina.
Pernyataan tersebut disampaikan menyusul penemuan kapal tunda yang kosong oleh pihak berwenang Malaysia di kawasan perairan di Lahad Datu, Sabah, yang berbatasan dengan Tawi-Tawi. Meskipun begitu, Dureza mengatakan pernyataannya masih berupa dugaan karena pemerintah belum mengesahkan itu sebagai peristiwa penculikan.
Sebelumnya, polisi Malaysia mengumumkan hilangnya lima warganya dan menyatakan tidak mengesampingkan dugaan bahwa mereka telah menjadi korban penculikan.
Lima kru tersebut merupakan warga negara Malaysia dari Tawau dan seorang dari Felda Jengka, Pahang. Mereka adalah pemilik perahu bernama Abdurahim bin Summas, Tayudin Anjut, Mohammad Ridzuan bin Ismael, Mohammad Jumadil bin Rahim, dan Fandy bin Bakran.
Polisi menuturkan lokasi penemuan perahu tunda dan tongkang tersebut terletak sekitar 40 menit dari perbatasan perairan internasional. Polisi belum dapat menjelaskan lebih lanjut tentang kejadian itu karena belum mendapat konfirmasi bila korban telah diculik. Kelimanya dicurigai diculik dalam perjalanan dari Sandakan ke Semporna.
INQUIRER | BERNAMA | YON DEMA