TEMPO.CO, Shanghai - Bayar utang, atau Anda akan mempermalukan diri Anda sendiri dan keluarga. Agaknya, itulah yang ditekankan oleh aparat penegak hukum Cina terhadap para pengemplang utang.
Mulai pekan ini, pengadilan Cina memanfaatkan baliho di setiap sudut kota untuk memajang foto dan keterangan tentang debitur yang buron. Di Shanghai, misalnya, empat baliho besar di stasiun utama kota ini memajang foto pengusaha yang gagal membayar utang sebesar 2,9 juta yuan. Sebelumnya, pengadilan di provinsi Zhejiang Timur telah mengeluarkan perintah pembekuan atas aset perusahaannya, setelah ia mengemplang utang pada China Construction Bank.
Kredit macet kini menjadi masalah utama perbankan Cina. Karena pertumbuhan melambat, debitur kesulitan membayar pinjaman mereka, menyebabkan kredit macet di perbankan hingga mencapai 299 miliar dolar AS pada akhir Mei. Analis mengatakan angka yang sebenarnya jauh lebih tinggi.
Ketua Mahkamah Agung Cina, Zhou Qiang, menyebut kredit macet kini menjadi masalah utama di Cina. Karenanya, pihaknya akan mempersempit "tempat untuk bersembunyi" para pengemplang, antara lain dengan mengumumkan nama-nama mereka.
Selama 10 hari berakhir, sudah 20 orang yang namanya diumumkan melalui baliho. Foto masing-masing ditayangkan dengan durasi 10 menit secara bergantian sepanjang hari.
Tak semua pengemplang utang yang dipasang namanya merupakan debitur kakap. Mereka kadang-kadang berutang dalam jumlah kecil, hanya 1.984 yuan, namun tak ada itikad untuk menyelesaikan utangnya. "Ini merupakan inisiatif penting untuk mencegah debitur tidak jujur," kata pejabat pengadilan Cina melalui siaran pers yang dikirim kepada Reuters.
Untuk memerangi debitur nakal, Kementerian Kehakiman Cina pada 2014 mengeluarkan aturan yang memungkinkan hakim untuk melarang pengemplang utang untuk pergi berlibur, mengirim anak-anak mereka ke sekolah swasta, melakukan renovasi, serta terbang atau naik kereta. Sekitar 782 ribu debitur nakal telah dilarang menaiki kereta sejak saat itu, sementara 3,9 juta orang sudah dilarang terbang sejak aturan diberlakukan.
Di Cina, taktik mempermalukan pengemplang utang bukan yang pertama. Taktik ini digunakan sebagai cara untuk menghukum perilaku kriminal di masa lampau, menurut Wu Yanhong, seorang profesor sejarah di Universitas Zhejiang. Para era itu, pelaku kriminal akan mengenakan kalung dengan bandul kayu yang menyebutkan kejahatan yang dilakukannya.
INDAH P