TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan di sebuah kereta api di Jerman dan melukai sedikitnya lima orang. Pengakuan itu disampaikan kepada kantor berita Aamaq, Selasa, 19 Juli 2016.
Seorang pejabat keamanan Jerman mengatakan seorang pria Afganistan berusia 17 tahun yang sedang mengajukan suaka meneriakkan “Allahu Akbar” saat melakukan penusukan dengan belati terhadap penumpang kereta api di selatan Jerman. "Ulah pemuda itu juga melukai lima korban lain."
Menteri Dalam Negeri Jerman, Joachim Hermann, mengatakan kepada stasiun televisi publik, Selasa, 19 Juli 2016, tim penyelidik yang memeriksa kamar pelaku penusukan menemukan sebuah bendera bergambar ISIS.
Hermann mengatakan kepada stasiun televisi ZDF bahwa pelaku datang ke Jerman dua tahun lalu sendirian tanpa pendamping, selanjutnya mengajukan permohonan suaka pada Maret 2016. Dia tinggal di sebuah rumah untuk para pengungsi berusia belia selama dua minggu sebelum ditampung keluarga angkat.
"Dia tewas di tempat kejadian setelah ditembak polisi saat melarikan diri," ujar Hermann.
Hermann menjelaskan, dua korban—belakangan diketahui dua wisatawan keluarga Cina—dalam keadaan kritis. "Motivasi penusukan itu belum diketahui," kata Menteri Negara Bavaria ini.
Kantor berita DPA melaporkan, polisi Wuerzbburg mengatakan pada Senin, 18 Juli 2016, bahwa penumpang pria ini melakukan serangan menggunakan benda tumpul dan menebas penumpang lain sehingga menyebabkan tiga orang kritis, 14 orang syok, dan lainnya cedera ringan.
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN