TEMPO.CO, Istanbul - Mantan kepala Angkatan Udara Turki, Jenderal Akin Ozturk, yang telah ditangkap atas upaya kudeta, mengatakan Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Turki Hulusi Akar mengetahui persiapan kudeta.
Ozturk, yang juga anggota Dewan Militer Agung (YAS), sebelumnya ditahan dan dibawa ke Unit Antiteror untuk dimintai keterangan. Dalam keterangannya, dia mengatakan Jenderal Akar juga terlibat dalam kudeta tersebut.
"Saya bertindak bersama-sama dengan Hulusi Akar," kata Ozturk ketika ditangkap, seperti dilansir Trendz, pada 17 Juli 2016.
Ozturk, yang memiliki sedikit luka memar di bagian wajah dan lengan tangan, ditahan bersama beberapa komandan militer yang terlibat dalam kudeta itu melalui operasi keamanan di seluruh negara. Di antara yang ditahan beberapa jam seusai kudeta itu adalah Komandan Kedua Angkatan Darat Jenderal Adem Huduti, Komandan Garnisun Avni Angun, dan Komandan Ketiga Angkatan Darat Jenderal Erdal Ozturk.
Namun tidak ada nama Akar seperti yang dituduhkan. Justru kepala Angkatan Bersenjata Turki tersebut dikabarkan telah dibebaskan dari penculikan dan penyiksaan yang dilakukan kelompok pro-kudeta. Posisi Akar pun sempat diisi sementara waktu oleh Jenderal Dundar pada Sabtu, 16 Juli 2016.
Upaya kudeta tersebut digencarkan pada Jumat malam, 15 Juli, ketika para prajurit mengumumkan soal perebutan kekuasaan. Prajurit memberontak mulai menyerah pada Sabtu pagi, 16 Juli, menyusul pengumuman dari pemerintah Turki bahwa upaya kudeta telah gagal.
Setidaknya hampir 300 orang tewas, termasuk 104 peserta pro-kudeta. Sedangkan 1.440 orang terluka dalam aksi militer di ibu kota Turki, Ankara, dan kota terbesar di negara itu, Istanbul. Sekitar 6.000 orang yang diduga terlibat aksi kudeta juga dilaporkan telah ditangkap.
TREND NEWS AGENCY | YON DEMA