TEMPO.CO, Pakistan - Polisi menangkap Waseem Azeem yang diduga membunuh adik kandungnya sendiri, Qandeel Baloch, pada Ahad dinihari, 17 Juli 2016, di Kota Dera Ghazi Khan, Pakistan. Azeem sempat melarikan diri setelah membunuh artis media sosial yang dikenal dengan sebutan Kim Kardashian-nya Pakistan itu pada Sabtu malam, 16 Juli 2016.
Baca: Selebritas Pakistan Dibunuh
Alih-alih menyesali perbuatannya, Azeem justru mengatakan aksi pembunuhan itu merupakan kehormatan baginya. "Ya, tentu saja saya mencekiknya," ujar Azeem kepada wartawan dalam konferensi pers yang digelar polisi setempat tak lama setelah dia tangkap. "Saya tidak menyesal,” ucapnya.
Kepala Kepolisian Multan Azhar Ikram menuturkan Azeem telah mengakui perbuatannya. Ia melakukannya sebagai bentuk kehormatan. "Azeem mengakui kejahatannya. Ia mengatakan membunuh adiknya itu sebagai bentuk kehormatan setelah ia melihat beberapa video adiknya yang sebagian besar diunggah di Facebook,” ucap Azhar.
Azeem berujar, pembunuhan itu ia lakukan sendiri. Ia mengaku membunuh karena kelakuan adiknya sudah tak bisa lagi ditoleransi, termasuk isi Facebook Baloch. Ia pun dengan dingin menceritakan kronologi pembunuhan Baloch. “Dia berada di lantai dasar ketika orang tua kami tidur di lantai atas. Saat itu pukul 22.45 ketika saya memberinya tablet, lalu dia tewas,” tuturnya.
Baloch, 27 tahun, memiliki nama asli Fauzia Azeem. Ia tenar di media sosial setelah mengunggah tulisan provokatif di Facebook. Ia dipuji beberapa kalangan, tapi dianggap kontroversial oleh banyak kelompok masyarakat Pakistan yang didominasi kalangan konservatif. Ia bahkan ditawari menari bugil jika tim cricket Pakistan menang melawan India.
Pada 4 Juli lalu, misalnya, Baloch mengunggah tulisan lewat akun Facebook-nya yang memiliki 800 ribu penggemar. "Saya mencoba mengubah pola pikir kuno orang-orang yang tidak ingin keluar cangkangnya, dari keyakinan yang salah dan terus berulang," tulis Baloch.
Pembunuhan terhadap Baloch membuat semua kalangan muslim di Pakistan terkejut. Persoalan kehormatan keluarga di Pakistan sudah berlangsung lama. Biasanya, yang menjadi korban adalah para wanita. Setidaknya lebih dari 500 orang di Pakistan, mayoritas wanita, dibunuh anggota keluarganya atas nama kehormatan keluarga.
Pemenang piala Oscar, Sharmeen Obaid-Chinoy, mengatakan kepada Al Jazeera, pembunuhan terhadap anggota keluarga merupakan epidemi. "Saya terguncang hari ini, saat banyak aktivis di Pakistan berteriak lantang akan kebanggaan mereka telah membunuh. Apa yang akan kita lakukan sebagai bangsa?” ucap Obaid-Chinoy.
Obaid-Chinoy menambahkan, pemerintah Pakistan harus merancang Undang-Undang Anti-Kehormatan. "Ini kebijakan parlemen untuk menghukum orang-orang seperti ini. Rasanya seakan mudah membunuh wanita di negeri ini, dan dengan mudahnya mereka dapat melenggang bebas tanpa hukuman," ujarnya. "Saudara Baloch harus dihukum. Kita tidak bisa melihat pembunuh yang melakukan aksinya atas nama kehormatan."
AL JAZEERA | DESTRIANITA