TEMPO.CO, Jakarta - Delapan personel militer Turki dengan mengendarai helikopter Black Hawk telah mendarat di Yunani. Mereka datang untuk menjemput delapan tentara Turki yang melarikan diri ke Yunani beberapa jam setelah kudeta pada Jumat malam, 15 Juli 2016, gagal. Tentara yang melarikan diri itu mengajukan permohonan suaka politik kepada pemerintah Yunani.
Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan memerintahkan kedelapan personel militer yang ditudingnya pengkhianat secepatnya diekstradisi dari Yunani.
Beberapa jam setelah kudeta gagal, helikopter berpenumpang delapan personel militer Turki memaksa mendarat di Bandara Alexandroupolis, Yunani. Delapan personel militer Turki yang terdiri atas 2 mayor, 4 kapten, dan 2 sersan satu mengajukan suaka politik.
Seperti dikutip Sky News, Sabtu, 16 Juli 2016, pemerintah Yunani menyatakan pengajuan suaka politik dipertimbangkan dan diuji sesuai dengan prosedur hukum internasional kemarin.
Namun kedatangan delapan tentara Turki ke Yunani menunjukkan Yunani memilih mengekstradisi kedelapan personel militer pelaku kudeta. Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras menyatakan dukungannya terhadap pemerintah Turki yang dipilih secara demokrasi.
Arab Saudi juga telah menahan atase militer Turki untuk Kuwait atas permintaan pemerintah Turki. Atase militer itu ditahan di Bandara Damman, seperti dilansir ITV.
Raja Arab Saudi Salman menyampaikan ucapan selamatanya kepada Presiden Erdogan atas keberhasilan aparat militernya menggagalkan kudeta oknum militer.
Lebih dari 2.800 tentara Turki ditangkap setelah sekelompok militer yang menyebut dirinya Dewan untuk Perdamaian di Tanah Air mengumumkan pemberlakuan hukum darurat militer dan jam malam pada Jumat malam, 15 Juli 2016.
SKY NEWS | MARIA RITA