TEMPO.CO, Istanbul – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan sekelompok kecil tentara berupaya melakukan kudeta pada Jumat, 15 Juli 2016, sekitar pukul 23.00 atau 16 Juli 2016 dini hari tadi.
Sumber di Istana Turki mengklaim Presiden dalam keadaan aman. Pemerintahan juga masih memegang kendali.
Baca Juga:
Lalu, siapakah Erdogan?
Dia adalah mantan perdana menteri Turki dan orang pertama di negara itu yang dipilih secara langsung sebagai Presiden. Dia juga disebut sebagai pendiri partai di Turki paling sukses di abad ke-21.
Erdogan menjabat sebagai Perdana Menteri Turki antara 2002-2014. Ia mundur dari posisinya karena tidak bisa lagi berkuasa pada periode keempat sebagai perdana menteri.
Ini karena ada aturan internal partai yang membatasi masa kepemimpinan partai agar tidak lebih dari tiga periode. Kemudian, pria 62 tahun itu terpilih sebagai Presiden pada Agustus 2014 dengan 52 persen suara.
Erdogan pertama kali berkuasa pada 1994 ketika terpilih sebagai walikota Istanbul. Pada 1997, ia dijauhi hukuman 10 bulan penjara karena dinilai membacakan puisi kontroversial, yang membandingkan mesjid dengan barak dan menara dengan bayonet. Lalu, dia mendirikan partai terbesar Turki saat ini, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pada 2001.
Saat ini, sekelompok tentara mengklaim Turki berada di bawah kendali 'dewan damai'. Lewat saluran stasiun televisi lokal NTV, sekelompok tentara mengatakan negara itu sekarang di bawah kendali dewan damai yang akan menjamin keamanan penduduk.
FRISKI RIANA | THE TELEGRAPH