TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 145 pemimpin dari industri teknologi di Silicon Valley, Amerika Serikat, menandatangani surat terbuka yang dipublikasikan pada Kamis kemarin. Surat itu berisi penentangan terhadap kampanye calon Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump.
Seperti dikutip dari Zdnet.com, Jumat, 15 Juli 2016, isi surat itu mengkritik hampir semua gagasan Donald Trump yang menentang imigrasi dan terbukanya perbatasan. Donald juga dinilai condong melakukan sensor dan kurang ramah terhadap isu-isu teknologi.
Di saat bersamaan, surat itu menjadi tonggak bagi pelaku usaha, yang menolak untuk menjadi partisan. “Kami telah mengamati Donald Trump sejak tahun lalu, dan kami menyimpulkan: Trump akan menjadi bencana bagi inovasi,” bunyi dari isi surat terbuka itu.
“Visinya berdiri melawan pertukaran ide terbuka, pergerakan kebebasan seseorang, dan keterlibatan produktif dengan dunia luar yang sangat penting bagi perekonomian kita, dan memberikan dasar untuk inovasi dan pertumbuhan.”
Isi surat itu tidak menyebutkan kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, atau kandidat pihak ketiga. Namun, dalam menyampaikan pandangan politiknya, para pemimpin di Silicon Valley ini lebih sering menggelar diskusi terkait kebijakan untuk menghindari anggapan sebagai partisan.
Beberapa nama beken seperti Mark Zuckerberg (CEO Facebook), Larry Page dan Sergey Brin (pendiri Google), Bill Gates (pendiri Microsoft), Marrissa Mayer (CEO Yahoo) dan Tim Cook (CEO Apple) tidak ikut menandatangani surat terbuka ini.
Namun ada beberapa nama yang cukup terkenal seperti Arielle Zuckerberg, yang merupakan saudara Mark Zuckerberg, Mark Pincus (CEO Zynga), dan Vinod Khosla (pendiri perusahaan investasi Khosla Ventures.
FRISKI RIANA | ZDNET.COM