TEMPO.CO, Washington - Serangan di Nice, Prancis, mempengaruhi pemilihan Presiden Amerika Serikat. Calon presiden unggulan Partai Republik, Donald Trump, menunda pengumuman calon wakil presidennya setelah mendengar kabar bahwa sebuah truk menabrak massa hingga menewaskan sedikitnya 75 orang dan melukai 150 lain pada Kamis malam, 14 Juli 2016.
"Serangan mengerikan lagi, kali ini di Nice, Prancis. Banyak yang tewas dan cedera. Kapan kita akan belajar? Ini kian memburuk," cuit Trump lewat akun Twitter-nya. Trump berencana mengumumkan Gubernur Indiana Mike Pence sebagai pasangannya di pilpres Amerika dalam acara di Manhattan, New York, Jumat pagi, 15 Juli 2016.
Baca: Serangan di Nice, Truk yang Tewaskan 73 Orang Penuh Senjata
Berbicara di stasiun televisi Fox News setelah kabar tersiar, Trump mengecam Presiden Barack Hussein Obama yang tidak menyebut serangan teroris itu sebagai teror kelompok Islam radikal. "Jika ini adalah terorisme Islam radikal, sudah waktunya dia harus mengatakannya," kata Trump.
Saat wawancara itu, pejabat Prancis belum menyatakan serangan di Nice adalah terorisme. Presiden Obama juga belum menyatakannya secara terbuka. Trump memperingatkan bahwa dunia harus bangkit dan menyarankan Amerika melarang imigran dari negara-negara teroris.
Baca: Tragedi di Nice, Truk Seruduk Kerumunan, 73 Orang Tewas
"Saya tidak akan membiarkan orang-orang dari negara teroris masuk," ucapnya. "Saya akan melakukan pemeriksaan ekstrem. Negara kita sudah punya banyak masalah luar biasa. Kita tidak perlu masalah lagi."
Belum jelas kapan Trump menjadwal ulang pengumuman calon wakil presidennya. Pence hanya punya waktu hingga Jumat siang untuk menarik namanya dari pemilihan Gubernur Indiana, di mana dia mengajukan diri untuk masa jabatan kedua. Undang-undang di negara bagian itu melarang seseorang mencalonkan diri sebagai wakil presiden dan gubernur sekaligus.
HUFFINGTON POST | NATALIA SANTI
BACA JUGA
Gerakan Separatis Papua Ditolak Jadi Anggota MSG
Habis PHK Timbul Sejahtera