TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Kelompok militan ISIS semakin menggencarkan propagandanya di kawasan ASEAN dengan menerbitkan majalah berbahasa Melayu pertama. Majalah yang diberi nama Al Fatihin dibuat guna menyebarkan dakwah serta bertujuan untuk menarik lebih banyak orang lagi dari wilayah ini untuk bergabung dalam kelompok teroris tersebut.
Edisi pertama Al Fatihin diterbitkan pada bulan lalu, memuat berbagai propaganda dan berita tentang kegiatan militan mereka dalam bahasa Melayu dan Indonesia. Majalah tersebut diluncurkan di Filipina selatan pada tanggal 20 Juni, dan sedang didistribusikan di Malaysia, Indonesia, Brunei, Singapura serta Thailand selatan.
Seorang ahli keamanan yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa tindakan tersebut dapat dilihat sebagai sebuah "peringatan tidak resmi" bahwa wilayah Melayu kini dalam pantauan ISIS.
"Kampanye psikologis Ini berarti bahwa teroris memiliki tujuan besar, yaitu untuk memperluas pengaruh mereka di antara orang-orang yang memahami bahasa Melayu. Berdasarkan cara bahasa yang digunakan, kami yakin penulis atau editor dari majalah itu mungkin dari negara ini," kata sumber tersebut, seperti yang dilansir The Malay Online pada 11 Juli 2016.
Majalah tersebut dapat diakses melalui situs https://archive.org/details/AlFatihinEdisi011. Pencarian di Internet menunjukkan makalah Al Fatihin yang berarti 'Penakluk' itu hanya dipublikasikan melalui digital saja dan diunggah oleh pengguna yang menggunakan pengenalan 600zaza pada 20 Juni 2016 di situs Internet Archive saluran Furat Media.
Pada edisi perdana, majalah tersebut memfokuskan pada Ramadhan yang dikaitkan dengan aksi jihad atau perang suci, dengan pesan sebanyak tiga halaman dari ideolog Mesir, Abu Hamzah al-Muhajir, yang juga dikenal sebagai Abu Ayyub al-Masri. Dia menyerukan pejuang ISIS untuk "melanjutkan kegiatan jihad mereka, mencari kesyahidan dan membunuh dan menyalibkan musyrik, kafir, penindas dan pemberontak".
Selain itu, dalam majalah juga menampilkan martir Suriah Abu Bilal al-Himshi, dan berbagai kutipan berita dari Raqqa,Suriah hingga ke Filipina, informasi dan statistik operasi militer, peta provinsi ISIS dan distribusi statistik di Suriah.
Pakar keamanan regional Bilveer Singh, baru-baru ini memperingatkan kemungkinan peningkatan kegiatan ISIS di wilayah ASEAN dikarenakan organisasi teroris itu mulai kehilangan cengkeramannya di wilayah Irak dan Suriah.
Telah terjadi peningkatan serangan terkait dengan serangan ISIS secara global, termasuk pemboman di Bandara Ataturk Istanbul Turki; pembunuhan sandera di Dhaka, Bangladesh; bom bunuh diri di Solo, Indonesia, serta serangan granat yang melukai delapan orang di sebuah bar di Puchong, Malaysia.
UTUSAN ONLINE|THE MALAY ONLINE|YON DEMA