TEMPO.CO, Los Angeles - Seorang pengguna media sosial berumur 14 tahun dengan nama alias ‘John Doe’ melaporkan perusahaan media sosial kondang Snapchat ke Pengadilan Wilayah California. Snapchat dinilai lalai mengawasi penyebaran konten seksual eksplisit di dalam media sosial itu.
John didampingi ibunya, Lynette Young, keberatan dengan adanya konten-konten di fitur 'Discovery' atau 'eksplor' di Snapchat dari berbagai akun media massa yang memuat konten seksual secara eksplisit.
“Jutaan orangtua di AS tidak sadar bahwa Snapchat mengkurasi dan mempublikasikan konten seksual yang mengganggu kepada anak-anak mereka," kata John Doe seperti dilansir BBC dalam laporan pengadilan yang diajukan pada Kamis, 7 Juli 2016. Di dalam tuntutan, John meminta Snapchat memberi ganti rugi sebesar US$50,000 (Rp 660 juta) kepada setiap pengguna yang merasa terganggu dengan konten eksplisit tersebut.
Sejumlah media seperti Daily Mail, Vice, Buzzfeed, Cosmopolitan, dan MTV juga termasuk dituntut dalam perkara ini. Mereka dituduh mem-posting artikel dengan judul seperti ‘10 Hal yang Dia Pikirkan Ketika Gagal Membuatmu Orgasme’ dan ‘Ketika Dia Melepas Celananya, Itu Lebih Indah Dari yang Kau Bayangkan’ ke platform snapchat yang tidak sepantasnya diakses oleh anak di bawah umur 18 tahun.
Snapchat langsung memberi pernyataan singkat terkait tuntutan tersebut lewat email. "Kami mohon maaf jika pengguna merasa terganggu," tulis juru bicara perusahaan. "Partner di fitur Discovery kami memiliki independensi editorial, sebuah hal yang sangat kami dukung.”
Perdebatan antara penggunaan platform dan publikasi konten memang sudah lama menjadi perdebatan di sosial media, bahwa sudah seharusnya pihak yang mempublikasikan konten pertama kali-lah yang memegang tanggung jawab.
Namun pengacara pihak penggugat, Ben Meiselas dari firma hukum Geragos and Geragos, menyatakan publikasi konten bukan masalah sensor semata. “Ketika target pengguna adalah anak di bawah umur seperti Snapchat, ada tanggung jawab kepada anak dan orangtua terutama karena Snapchat merupakan kurator kontennya sendiri.”
Meiselas menyatakan Snapchat melanggar Peraturan Etika Komunikasi AS tahun 1996 dimana ada beberapa ketentuan kunci, salah satunya aturan memberi peringatan apabila ada konten bermuatan negatif.
Saat pertama diluncurkan pada 2011, Snapchat diminati anak muda karena memungkinkan mereka bertukar foto yang otomatis terhapus dalam waktu 24 jam. Snapchat kemudian terus berkembang hingga sekarang dimana pengguna dapat bertukar pesan, berita, foto, video dengan berbagai filter dan fitur editing menarik.
Snapchat kini telah memiliki 150 juta pengguna di seluruh dunia. Sebanyak 23 persen dari jumlah itu merupakan pengguna berusia 13-17 tahun.
BBC | IDKE DIBRAMANTY YOUSHA | WD