TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Kepolisian Malaysia menangkap beberapa tersangka yang berkaitan dengan jaringan Negara Islam (ISIS). Penangkapan ini seiring dengan momentum untuk mengekang penyebaran ideologi menyimpang tersebut.
Inspektur Jenderal Tan Sri Khalid Abu Bakar berharap penangkapan akan terus dilakukan dalam beberapa hari ke depan. “Kami masih dalam perburuan untuk dua tersangka yang terlibat dalam serangan bom di Puchong,” kata dia saat menghadiri open house perayaan Idul Fitri, Kamis kemarin, di rumah Jaksa Agung Tan Sri Mohamed Apandi Ali, seperti dikutip Straits Times, Jumat, 8 Juli 2016.
Khalid mengatakan pihaknya telah melacak keberadaan para tersangka yang sedang bersembunyi. Ia menuturkan, polisi juga terus memantau jejaring sosial dan mengerahkan banyak personel untuk berjaga-jaga di daerah sensitif.
Khalid juga mengingatkan kepada media untuk tidak mempublikasikan kegiatan atau ancaman baru yang dikeluarkan para militan yang dapat merugikan perdamaian dan keamanan negara. “Jangan beri mereka ruang dan jalan untuk memproyeksikan diri mereka langsung,” katanya.
Khalid mengungkapkan, polisi memiliki strategi sendiri untuk memeriksa dan melawan gerakan radikal. Dia mengatakan sejauh ini tidak ada personel lain dari dalam kepolisian yang dipengaruhi oleh gerakan, kecuali dua anggotanya yang ditahan dan terlibat dalam pengeboman di satu klub malam di Puchong, Selangor.
Menurut Khalid, ini juga menjadi pembelajaran bahwa tiga warga negara Malaysia bersaing untuk menjadi kepala ISIS di negeri jiran tersebut. Mereka adalah Mohd. Rafi Udin alias Abu Awn Al-Malizi dari Negeri Sembilan, Muhamad Wanndy Mohamad Jedi alias Abu Hamzah Al-Fateh dari Malaka, dan Zainuri Kamaruddin alias Abu Thalma Malizi dari Perak.
Perburuan yang dilakukan polisi Malaysia telah dilangsungkan untuk melacak Md. Saifuddin Muji, 28 tahun, dan Jasanizam Rosni, 33 tahun. keduanya diduga terlibat dalam pengeboman di Puchong, pada 28 Juni 2016.
FRISKI RIANA | STRAITS TIMES