Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Serangan Teror Saat Salat Ied di Bangladesh, Empat Tewas

Editor

Natalia Santi

image-gnews
Aparat kepolisian Bangladesh membentangkan garis polisi usai terjadinya serangan oleh kelompok bersenjata di sebuah cafe di Dhaka, Bangladesh, 1 Juli 2016. Masih belum diketahui jelas kelompok bersenjata yang melakukan penyerangan tersebut, antara kelompok Al-Qaeda dengan ISIS. (AP Photo)
Aparat kepolisian Bangladesh membentangkan garis polisi usai terjadinya serangan oleh kelompok bersenjata di sebuah cafe di Dhaka, Bangladesh, 1 Juli 2016. Masih belum diketahui jelas kelompok bersenjata yang melakukan penyerangan tersebut, antara kelompok Al-Qaeda dengan ISIS. (AP Photo)
Iklan

TEMPO.CO, Dhaka - Sekelompok militan bersenjata pedang dan bom tangan menyerang pos pemeriksaan polisi di saat banyak warga menunaikan ibadah Salat Ied di Kishoreganj, sekitar 140 kilometer dari ibu kota Dhaka, Bangladesh, Kamis, 7 Juli 2016.

Dua polisi dan seorang perempuan warga sipil tewas dalam serangan itu. Salah satu pelaku ditembak mati, dan empat tersangka lain ditahan setelah bom tangan dilemparkan ke pos polisi di luar lapangan tempat berlangsungnya salat.

"Dua polisi, seorang penyerang dan seorang wanita yang tertembak saat baku tembak tewas," kata juru bicara polisi AKM Shahidur Rahman. Dia menambahkan sembilan polisi luka kritis dan kini dirawat di rumah sakit militer di Dhaka.

Sejumlah senjata berhasil disita dari tempat kejadian, termasuk sebuah pistol dan pedang, dekat lapangan Sholakia Eidgah, lapangan di mana sekitar 250 ribu jemaah sedang menunaikan salat.

Sejak awal abad ke-19, ratusan ribu orang menggunakan lapangan Sholakia Eidgah untuk menjalankan ibadah salat Ied. Terbesar di Bangladesh, negeri berpenduduk 160 juta orang dengan mayoritas umat muslim.

Serangan terjadi kurang dari sepekan sejak pembantaian sandera di sebuah kafe di Dhaka. Sebanyak 20 sandera dan dua polisi tewas. Sebagian besar korban ditikam dengan pedang.

Militan negara Islam (ISIS) mengklaim sebagai pelaku dalam pembantaian itu, namun aparat Bangladesh menyebutnya sebagai teroris dari dalam negeri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejak serangan itu, aparat Bangladesh menerapkan kesiagaan penuh. Dalam kotbah salat Ied, para ulama mengimbau agar kekerasan diakhiri.

Ulama yang memimpin ibadah di Kishoreganj, Maolana Farid Uddin Masuod, terkenal sangat keras mengecam serangan yang dilakukan ekstremis Islam.  Dia pun mengutuk keras serangan Idul Fitri itu. "Anak-anak muda yang berpikir bahwa mereka akan masuk surga (dengan melakukan serangan) itu salah. Mereka akan langsung masuk neraka," kata Masuod seperti dilansir Channel News Asia.

Kepala daerah setempat, Mohammad Azimuddin Biswas menuturkan para pelaku terdiri atas sedikitnya lima orang. Mereka melemparkan bom-bom kecil, "Sebelum mulai menikam dengan senjata tajam," katanya dilansir dari Reuters, Kamis, 7 Juli 2016.

Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pejabat setempat pun masih belum tahu dari mana asal kelompok militan ini.

Dewan pemerintah setempat, Zillur Rahman mengatakan situasi saat ini terkendali. Polisi masih memeriksa militan yang tertangkap. Usai serangan, para ulama menggelar salat untuk mendoakan perdamaian dan kemakmuran Bangladesh.

REUTERS | CHANNEL NEWS ASIA | AHMAD FAIZ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

20 hari lalu

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Jose Tavares. ANTARA/HO-KBRI Moskow.
Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

28 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

41 hari lalu

Suasana pemeriksaan kesehatan deteni atau tahanan WNA di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Jakarta di Cengkareng, Jakarta Barat. Foto: TEMPO/ JONIANSYAH HARDJONO
Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

Umar Syarif, 56 tahun, sudah 24 tahun berada di Rumah Detensi Imigrasi Jakarta. WNA asal Bangladesh ini sudah betah dan tak ingin pulang


Tujuh Kecelakaan Industri Terbesar di Bangladesh, Apa Sebabnya?

47 hari lalu

Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air untuk memadamkan api yang terjadi di gedung bertingkat di Dhaka, Bangladesh, 29 Februari 2024. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Tujuh Kecelakaan Industri Terbesar di Bangladesh, Apa Sebabnya?

Sedikitnya 46 orang tewas dan 22 lainnya luka parah di ibu kota Bangladesh, Dhaka, setelah kebakaran besar terjadi di sebuah restoran.


Kebakaran Melanda Gedung Bertingkat Enam di Bangladesh, 46 Orang Tewas

47 hari lalu

Ilustrasi kebakaran. ANTARA
Kebakaran Melanda Gedung Bertingkat Enam di Bangladesh, 46 Orang Tewas

Kebakaran hebat melanda sebuah restoran di gedung berlantai 6 di Bangladesh. Banyak korban tewas.


Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

17 Februari 2024

Tiga tersangka tindak pidana penyelundupan imigran Rohingya di Kantor Kejari Aceh Besar di Aceh Besar. ANTARA/HO-Kejari Aceh Besar
Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

Setiap pengungsi Rohingya diharuskan membayar 100 ribu taka atau setara Rp 15,7 juta kepada 3 tersangka untuk pergi ke Indonesia.


14 Polisi Perbatasan Myanmar Kabur ke Bangladesh, Ada Apa?

5 Februari 2024

Fotografer membantu pengungsi Rohingya untuk keluar dari Sungai Nad saat mereka melintasi perbatasan Myanmar-Bangladesh di Palong Khali, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 1 November 2017. Ratusan ribu warga Rohingya mengungsi dari negara bagian Rakhine untuk menghindari kekerasan. REUTERS/Hannah McKay
14 Polisi Perbatasan Myanmar Kabur ke Bangladesh, Ada Apa?

Sebanyak 14 anggota polisi penjaga perbatasan Myanmar melarikan diri ke Bangladesh akibat meningkatnya bentrokan dengan Tentara Arakan


Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

19 Januari 2024

Ilustrasi Covid-19.
Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

Bangladesh mendeteksi sub-varian baru Covid-19, JN.1, yang disebut sebagai strain omicron "varian menarik" oleh WHO


Menilik Pemilu Bangladesh yang Menangkan Sheikh Hasina untuk Lima Periode

9 Januari 2024

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina. ANTARA FOTO/AACC2015
Menilik Pemilu Bangladesh yang Menangkan Sheikh Hasina untuk Lima Periode

Perdana Menteri Sheikh Hasina, putri bapak pendiri Bangladesh, kembali memenangkan pemilu untuk yang kelima kalinya.


AS: Pemilu Bangladesh Tidak Bebas dan Adil

9 Januari 2024

Orang-orang melempar batu untuk memecahkan jendela kereta penumpang yang terbakar, menjelang pemilihan umum, di Dhaka, Bangladesh, 5 Januari 2024. REUTERS/Mohammad Ponir
AS: Pemilu Bangladesh Tidak Bebas dan Adil

Amerika Serikat menilai pemilu Bangladesh, yang diboikot oposisi, tidak berlangsung bebas dan adil, serta prihatin atas ketidakberesannya.