TEMPO.CO, Den Haag - Kuliner khas Indonesia seperti lontong opor ayam, ketupat sayur, serta beragam hidangan lain seperti nasi kebuli dan nasi campur turut memeriahkan acara ‘’Open House & Silaturahmi Idul Fitri 2016’’ di Wisma Duta Wassenaar, Den Haag, Rabu , 6 Juli 2016.
Tersedia pula es krim berbagai rasa serta kambing guling yang proses pemasakannya menjadi atraksi menarik.
Acara tersebut menjadi penutup dalam rangkaian kegiatan yang digelar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag selama Ramadan.
Gema takbiran di Masjid Indonesia, Al-Hikmah, Den Haag, dikumandangkan oleh sekitar 100 jamaah masjid pada Selasa malam, 5 Juli 2016, sebagai tanda berakhirnya 30 hari puasa Ramadhan di Belanda sekaligus menyongsong Hari Raya Idul Fitri 1437 H di Belanda.
Untuk tahun ini, menurut Azis Nurwahyudi, Minister Counsellor bidang Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Den Haag, ibadah puasa di Belanda dijalani selama 19 jam. ‘’Dari sekitar pukul 3 pagi sampai pukul 22,” kata Azis menjawab pertanyaan Tempo, Kamis, 7 Juli 2016.
Rabu pagi, sekitar pukul 10.00, lebih dari 1.200 jamaah dari berbagai negara termasuk Indonesia, Belanda, Malaysia, Maroko, Suriname dan warga negara lainnya mengikuti salat Idul Fitri di masjid tersebut.
Bertindak sebagai Imam dan Khotib adalah Ustad Fatkhul Umam, SH, seorang dai muda dari Pati-Indonesia yang khusus diundang KBRI Den Haag untuk mengisi aktivitas program kegiatan Ramadhan masyarakat Indonesia di Belanda.
Dalam khotbah Idul Fitrinya, Ustad Umam menggarisbawahi perlunya untuk melanjutkan ‘’nilai Ramadan’’ di bulan-bulan lainnya. ‘’Ramadhan menempa manusia untuk menjadi insan yang lebih baik, insan yang bertakwa dan istiqomah, ‘’ kata Ustad Umam.
Sebagai penutup rangkaian kegiatan Ramadhan 2016 KBRI Den Haag, Dubes RI Den Haag I Gusti Agung Wesaka Puja dan Ibu Rusdijana Wesaka Puja menjadi tuan rumah dalam acara open house dan silaturahmi.
Acara yang dimulai pukul 13.00 hingga 17.30 ini dihadiri oleh lebih dari 1.500 orang, baik masyarakat Indonesia di Belanda, warga negara Belanda dan warga negara asing lainnya. Tidak saja dari Den Haag, warga Indonesia yang hadir berasal dari berbagai kota di Belanda seperti Amsterdam dan Rotterdam.
Mereka berasal dari berbagai latar belakang. Diantaranya jamaah berbagai masjid Indonesia di Belanda, pelajar/mahasiswa, pekerja ekspatriat Indonesia di Belanda, diaspora Indonesia, organisasi keagamaan lainnya (Hindu, Kristen dan Katholik), Friends of Indonesia dan berbagai lapisan masyarakat lainnya dari berbagai kota di Belanda.
Seperti Rania Timmer, ibu dua anak yang bersuamikan warga negara Belanda, secara khusus hadir meski harus menempuh perjalanan lebih dari 2,5 jam dari Sluiskil, kota kecil di propinsi Zeeland di ujung perbatasan negara Belanda dengan Belgia.
“Saya sekeluarga baru pertama kali ikut acara silaturahmi lebaran seperti ini. Sebenarnya ada beberapa keluarga Indonesia di Sluiskil yang juga ingin datang, namun mereka hari ini harus masuk kerja. Kami senang bisa datang di acara ini, acaranya meriah, anak-anak juga bermain dan bergembira. Dan yang paling penting, kami bisa bersilaturahmi dengan masyarakat lainnya di hari yang mulia ini,” kata Rania .
Dubes Puja dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas semangat solidaritas, persatuan dan saling menghargai diantara masyarakat Indonesia di Belanda.
‘’Acara ini adalah cerminan tradisi khas Indonesia dalam merayakan hari kemenangan Idul Fitri, yang ditandai dengan semangat kebersamaan, saling memaafkan dan silaturahmi. Tradisi yang baik ini perlu terus dilestarikan, dan diperkenalkan kepada masyarakat Belanda,” kata Dubes Puja.
Usai sambutan, Puja melakukan pemotongan tumpeng, yang diberikan kepada dua tamu, mewakili generasi muda dan generasi yang lebih tua.
Para tamu dihibur dengan lagu-lagu Indonesia yang dibawakan Ferry Kusuma dan Diana yang melantunkan berbagai genre musik mulai dari lagu rohani Islami, tembang kenangan, hingga dangdut .
Dubes Puja tak ketinggalan menyumbangkan suara dengan menyanyikan lagu ‘’Hitam Manis’’. Selain itu, sejumlah hadirin juga ikut berpartisipasi untuk menyanyikan berbagai lagu Indonesia, sebagian besar berirama dangdut.
Acara kian meriah saat para tamu bersama-sama menarikan tarian line dance seperti poco-poco dan kumbia.
NATALIA SANTI