TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, berhasil mengungguli pesaingnya dalam merebut Gedung Putih dari calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, sebesar 13 persen dalam jajak pendapat terbaru.
Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos pada 1-5 Juli 2016, Hillary didukung 46 persen peserta, sedangkan 33 persen lainnya mendukung Trump. Sisanya 20 persen memutuskan untuk abstain pada pemilihan presiden 8 November mendatang.
Di antara pendukung Hillary, hampir setengah mengatakan mereka mendukungnya karena tidak ingin Donald Trump menang. Sebanyak 39 persen mengatakan mereka setuju untuk dipimpin Hillary dan sekitar 13 persen mengatakan menyukainya secara pribadi.
Hasil tersebut cukup mengejutkan setelah pada poling sebelumnya yang dilakukan pada awal Mei, 63 persen orang AS, termasuk 36 persen dari Demokrat, mengatakan mereka tidak percaya Hillary adalah orang jujur dan benar. Sikap ini dipengaruhi oleh isu e-mail ke server pribadi Hillary ketika masih di Kementerian Luar Negeri Amerika. Namun pada Selasa, 5 Juli lalu, Federal Bureau of Investigation menyatakan tidak ada pelanggaran yang dilakukan mantan Menteri Luar Negeri Amerika itu.
Dukungan terhadap Hillary sedikit-banyak dipengaruhi Presiden Barack Obama yang memberikan pernyataan bahwa Hillary Clinton adalah calon terbaik menggantikannya selaku Presiden Amerika.
Obama mengatakan dia sudah siap menyerahkan tugasannya kepada Hillary sambil mendesak pemilih untuk membuat calon itu wanita pertama memimpin negara.
“Saya berada di sini, hari ini karena saya percaya pada kepemimpinan Hillary Clinton," kata Obama kepada publik ketika berkampanye di Charlotte, North Carolina, pada Selasa, 5 Juli lalu.
Hillary dan Obama pergi bersama ke North Carolina menaiki pesawat kepresidenan Air Force One. Ini kali pertama Obama berkampanye untuk Hillary.
NEWS.AU | REUTERS | BBC | YON DEMA