TEMPO.CO, Tel Aviv - Otoritas Israel mengatakan kelompok militan Negara Islam Irak Suriah (ISIS) kemungkinan besar telah memasuki wilayahnya. Hal ini terindikasi dari serangan di sebuah pusat perbelanjaan yang terkenal di Tel Aviv, bulan lalu.
Badan keamanan dalam negeri Israel, Shin Bet, mengatakan serangan yang dilakukan dua orang di pusat perbelanjaan di Tel Aviv menewaskan empat warga sipil serta melukai 15 lainnya. Serangan ini terinspirasi ISIS.
Badan intelijen Israel enggan mengatakan kedua pelaku, yang bernama bernama Muhammad Muhamra dan Khaled Muhamra, hanya pendukung, bukan milisi ISIS. Alasan intelijen ialah keduanya tidak secara resmi direkrut kelompok teroris itu dan mengucapkan janji kesetiaan.
Namun salah satu pelaku secara terbuka menyatakan dukungan terhadap ISIS ketika bersekolah di Yordania. Dia bahkan berfoto menggunakan latar belakang bendera ISIS sebelum melakukan aksi kejinya.
Penjelasan serupa dilontarkan ketika teroris keturunan Israel-Arab, Nashat Melhem, membunuh tiga warga Israel di Tel Aviv pada tahun baru. Kemudian dilaporkan, Melhem terinspirasi situs Internet yang terhubung ke ISIS.
Bulan lalu, dua penyerang, yang merupakan saudara sepupu sebuah desa di Tepi Barat, masuk ke wilayah Israel dan menumpang taksi ke Tel Aviv. Menggunakan sepasang senapan buatan sendiri, mereka melakukan aksi penembakan di sebuah mal dan menewaskan empat warga sipil Israel serta melukai 15 orang lainnya. Keduanya berusia sekitar 21 tahun dan langsung ditangkap di tempat kejadian.
Dalam dakwaan dijelaskan, kedua pelaku awalnya berencana menyerang kereta penumpang, tapi target itu berubah ketika mereka mengamati pengamanan yang ketat di stasiun. Keputusan mereka menyerang Sarona Market, mal terbuka dengan kafe dan toko-toko gourmet kelas atas, terjadi secara spontan. Setelah itu, mereka berjalan ke restoran Max Brenner dan melepaskan tembakan.
HAREETZ|WASHINGTON POST|YON DEMA