TEMPO.CO, Jakarta - Partai koalisi penguasa Australia, Nasional-Liberal pimpinan Perdana Menteri saat Ini, Malcolm Turnbull, sedikit lagi akan memastikan diri sebagai pemenang pemilu federal yang berlangsung pada Sabtu 2 Juli 2016 lalu.
Berdasarkan hasil perhitungan suara pada Rabu, 6 Juli 2016, koalisi ini telah memenangkan 71 kursi di majelis rendah. Tinggal lima kursi lagi untuk mencapai batas minimal untuk dipastikan menjadi mayoritas di parlemen. Hasil penghitungan sementara Komisi Pemilu Australia (AEC) tersebut mengejutkan banyak analis, yang tadinya mengira koalisi mungkin akan kalah pada pemilu federal kali ini.
Meskipun hampir dipastikan akan memenangkan pemilu, Perdana Menteri Malcolm Turnbull mengatakan kecewa karena koalisi pimpinannya kehilangan banyak kursi. Setidaknya 20 anggota parlemen koalisinya, kehilangan kursi dalam pemilihan kali ini.
Kursi yang hilang tersebut jatuh kepada oposisi dari Partai Buruh Australia yang hampir 10 tahun belum pernah mendapatkan mayoritas di parlemen. Sementara ini partai pimpinan Bill Shorten tersebut menguasai 66 kursi.
Pemilu federal Australia kali ini diikuti 57 partai yang terdaftar di AEC, dan empat di antaranya adalah partai-partai yang cukup kuat massa pendukungnya, yakni Partai Buruh Australia (ALP), Partai Liberal Australia, Partai Nasional Australia dan Partai Hijau.
Perolehan suara di tiap-tiap negara bagian antara Koalisi-Liberal dan Partai Buruh Australia tidak menunjukan jarak yang signifikan, koalisi hanya unggul dengan angka yang tipis.
Selain anggota Parlemen dan Senat, pemilu tersebut juga akan menentukan siapa yang akan menjadi Perdana Menteri selanjutnya. Dalam UU Pemilu Australia, ketua partai pemenang, secara otomatis akan menjadi Perdana Menteri.
NEWS.AU|BBC|YON DEMA