TEMPO.CO, London- Dibalik keputusan mengejutkan Nigel Farage, Ketua Partai Kemerdekaan Inggris Raya (UKIP) sekaligus pemimpin kampanye Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit), tersimpan cerita yang cukup mengerikan.
Seorang sumber yang berasal dari orang dekat Farage mengungkapkan bahwa Farage, 52 tahun, telah melaporkan kepada polisi di kota London, Inggris mengenai ancaman pembunuhan yang dialaminya sdtelah Brexit resmi dinyatakan menang referendum pada 24 Juni lalu.
Baca Juga:
Farage mengaku bahwa kehidupannya selama ini telah terganggu dengan rentetan ancaman pembunuhan yang dicurigainya dari komplotan sayap kiri Inggris.
Menurut sumber tersebut, Farage mengakui bahwa bukan hanya dia yang mendapatkan ancaman pembunuhan, melainkan istri serta anak-anaknya pun mengalami hal yang sama.
Ratusan pesan di Twitter, Facebook dan situs media sosial lainnya telah mengarahkan serangan setan pada Farage, dengan ancaman paling banyak yakni menembak mati Farage.
Ancaman terbaru secara online mengatakan: "Seseorang perlu untuk membunuh Nigel Farage dengan segera' dan 'saya akan membayar seseorang untuk menembak Nigel Farage.'
Selama masa kampanye Brexit, Farage sering menjadi sasaran serangan massa yang ingin Inggris tetap tergabung dalam Uni Eropa.
Awal tahun ini, pengunjuk rasa anti UKIP memaksa Farage, istrinya, Kirsten, dan dua anaknya yang masih kecil untuk melarikan diri dari satu pub di London selatan tempat a mereka sedang menikmati makan siang pada hari Minggu. Pemimpin UKIP juga dilempari telur oleh pengunjuk rasa selama kunjungan kampanye Brexit (pendukung Inggris keluar dari Uni Eropa) ke Nottingham.
Farage telah menjadi tokoh yang paling dibenci oleh sayap kiri sejak membantu mendirikan UKIP pada 1993. Tetapi ancaman dan percobaan serangan semakin memburuk dan melonjak dalam beberapa bulan terakhir karena ia memainkan peran utama dalam kampanye referendum.
Selain ancaman pembunuhan tersebut, pengunduran dirinya juga dimaksudkan agar dia bisa hidup normal bersama keluarganya.
Dalam pidato pengundurannya pada Senin pagi di London, Farage mengatakan bahwa dia mengundurkan diri untuk fokus pada kehidupan pribadinya setelah lama berkampanye agar Inggris keluar dari Uni Eropa.
DAILY EXPRESS|DAILY MAIL|YON DEMA