TEMPO.CO, Manila - Sedikitnya 45 orang, sebagian di antaranya diduga terlibat dalam perdagangan narkoba, tewas sejak Rodrigo Duterte dilantik menjadi Presiden Filipna empat hari lalu. Saluran televisi Filipina, ABS-CBN, dalam siarannya pada Senin, 4 Juli 2016, melaporkan setidaknya 29 orang yang diduga pedagang narkoba dan perampok tewas di Provinsi Bulacan dekat Ibu Kota Manila.
Otoritas Filipina sebagaimana dilaporkan Al Jazeera mengatakan, petugas keamanan terpaksa menembak para tersangka karena mereka menolak ditahan dan menembak polisi. "Sembilan orang lainnya tewas di Manila," tulis Al Jazeera, Selasa, 5 Juli 2016.
Duterte yang memenangi pemilihan presiden pada Mei 2016, dalam kampanye mengumandangkan perang terhadap kejahatan di Filipina. Namun retorika Duterte menimbulkan kekhawatiran berlangsungnya otoritarianisme seperti maa lalu.
Usai diambil sumpahnya pada Kamis, 30 Juni 2016, Duterte mengatakan kepada para pendukungnya bahwa dia akan maju ke garis depan guna menyingkirkan para pengedar naroba.
Di Manila, Oscar Albayalde, Kepala Kepolisian Regional, mengatakan, lima pengedar narkoba tewas pada Ahad, 3 Juli 2016, dalam sebuah tembak menembak dengan polisi di kawasan kumuh dekat kediaman kepresidenan dekat Istana Malacanang.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN