Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pelaku Teror di Dhaka Pernah Belajar di Malaysia

image-gnews
Sejumlah aparat kepolian dan militer Bangladesh, berjaga di sekitar kawasan terjadinya serangan oleh kelompok bersenjata di sebuah restaurant di Dhaka, Bangladesh, 1 Juli 2016. Kelompok bersenjata tersebut menyerang sebuah restaurant yang terkenal selalu didatangi oleh orang asing di zona diplomatik. (AP Photo)
Sejumlah aparat kepolian dan militer Bangladesh, berjaga di sekitar kawasan terjadinya serangan oleh kelompok bersenjata di sebuah restaurant di Dhaka, Bangladesh, 1 Juli 2016. Kelompok bersenjata tersebut menyerang sebuah restaurant yang terkenal selalu didatangi oleh orang asing di zona diplomatik. (AP Photo)
Iklan

TEMPO.CO, Dhaka - Pihak berwenang Bangladesh secara resmi mengumumkan identitas para pelaku teror yang menyerang restoran mewah di Dhaka Sabtu, 2 Juli lalu. Dari identitas itu terungkap bahwa salah seorang pelaku aksi teror yang menewaskan 20 orang itu ternyata pernah belajar di universitas di Malaysia.

Seperti yang dilansir Channel News Asia pada 4 Juli 2016, polisi telah mengungkap identitas tiga dari keenam pelaku serangan tersebut. Ketiganya diketahui dengan nama Mir Samih Mubashir, Rohan Imtiaz, dan Nibras Islam.

Laporan polisi menyebutkan bahwa Nibras pernah terdaftar di sebuah universitas di Malaysia. Dia disebut-sebut belajar di kampus Malaysia yang bekerja sama dengan Monash University Australia, sebelum akhirnya kembali ke Dhaka dan melanjutkan pendidikan tinggi di sebuah lembaga swasta. Sedangkan, dua pelaku lainnya, yakni Samih dan Rohan, kini tengah menyelesaikan studinya dan masih tercatat sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Dhaka.

Aksi teror terjadi di sebuah kafe populer di daerah diplomatik di ibu kota Bangladesh, Dhaka, Sabtu lalu. Penyerangan yang dilakukan sejumlah pria bersenjata di kawasan yang populer sebagai tempat warga asing itu mengakibatkan sejumlah tewas, puluhan orang terluka, dan warga lainnya disandera.

Diperkirakan sebanyak 20 anggota polisi terluka akibat serangan tersebut. Sedikitnya 20 orang yang berada di restoran ketika terjadi serangan juga mengalami luka-luka. Salahuddin Ahmed, seorang perwira polisi Banani, dilaporkan tewas akibat serangan itu. Beberapa warga asing disandera pelaku penembakan.

Adapun pihak Monash University Malaysia, dalam siaran persnya, Senin, 4 Juli 2016, mengatakan bertemu dengan pemerintah Malaysia. Namun, pihak Monash belum mendapat konfirmasi apapun tentang identitas para pelaku terror. Pihak monash memastikan akan membantu pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan.

Di Bangladesh, teman sekelas Nibras saat memberi keterangan kepada penyidik mengkonfirmasi adanya video yang diposting di akun Facebook miliknya. Dalam tayangan video itu terlihat penyanyi India dan aktris berjabat tangan dengan Nibras dalam sebuah acara tahun lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sedangkan menurut laporan Dow Jones, dari akun Twitter milik teman sekelas Nibras, disebut-sebut bahwa Nibras memberikan wawasan tentang cara-cara dia memasuki kelompok radikal secara online.

Faiz Sobhan, ahli kontraterorisme dari Bangladesh Enterprise Institute, mencatat bahwa beberapa dari mereka keluar dari sekolah internasional karena beberapa alasan. Menurut Sobhan, bisa jadi mereka tidak bahagia dalam kehidupan pribadi. Dampaknya, mereka dengan sangat mudah disusupi paham radikal. ”Otak mereka lalu dicuci sehingga memutuskan bergabung dengan kelompok ekstremis. Atau, mereka dibaiat untuk sebuah kelompok internasional seperti ISIS, dan memutuskan untuk melakukan serangan paling keji dan biadab,” ujar Sobhan.

Pada Ahad, 3 Juli 2016, lalu pemerintah Bangladesh mengungkapkan bahwa para penyerang di Kafe Holey Artisan Bakery, Gulshan, yang menewaskan 28 orang, 20 di antaranya para sandera, enam militan dan dua polisi selama 11 jam pengepungan adalah anggota Jumatul Mujahedeen Bangladesh (JMB).

Kelompok Jumatul didirikan pada 1998 oleh Shaikh Abdur Rahman, seorang guru agama lulusan Arab Saudi. Kelompok ini mulai menjadi perhatian pada 2001 saat terlibat konflik dengan ekstremis komunis di Dinajpur, Bangladesh utara. Kelompok itu membentuk jaringan dengan sedikitnya 10 ribu anggota. Meski terlarang, kelompok itu tetap aktif. Dabiq, majalah ISIS mengklaim Rahman sebagai pendiri dari gerakan jihad di Bangladesh.

CHANNEL NEWS ASIA | YON DEMA | SUKMA LOPPIES

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

22 hari lalu

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Jose Tavares. ANTARA/HO-KBRI Moskow.
Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

30 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

42 hari lalu

Suasana pemeriksaan kesehatan deteni atau tahanan WNA di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Jakarta di Cengkareng, Jakarta Barat. Foto: TEMPO/ JONIANSYAH HARDJONO
Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

Umar Syarif, 56 tahun, sudah 24 tahun berada di Rumah Detensi Imigrasi Jakarta. WNA asal Bangladesh ini sudah betah dan tak ingin pulang


Tujuh Kecelakaan Industri Terbesar di Bangladesh, Apa Sebabnya?

49 hari lalu

Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air untuk memadamkan api yang terjadi di gedung bertingkat di Dhaka, Bangladesh, 29 Februari 2024. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Tujuh Kecelakaan Industri Terbesar di Bangladesh, Apa Sebabnya?

Sedikitnya 46 orang tewas dan 22 lainnya luka parah di ibu kota Bangladesh, Dhaka, setelah kebakaran besar terjadi di sebuah restoran.


Kebakaran Melanda Gedung Bertingkat Enam di Bangladesh, 46 Orang Tewas

49 hari lalu

Ilustrasi kebakaran. ANTARA
Kebakaran Melanda Gedung Bertingkat Enam di Bangladesh, 46 Orang Tewas

Kebakaran hebat melanda sebuah restoran di gedung berlantai 6 di Bangladesh. Banyak korban tewas.


Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

17 Februari 2024

Tiga tersangka tindak pidana penyelundupan imigran Rohingya di Kantor Kejari Aceh Besar di Aceh Besar. ANTARA/HO-Kejari Aceh Besar
Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

Setiap pengungsi Rohingya diharuskan membayar 100 ribu taka atau setara Rp 15,7 juta kepada 3 tersangka untuk pergi ke Indonesia.


14 Polisi Perbatasan Myanmar Kabur ke Bangladesh, Ada Apa?

5 Februari 2024

Fotografer membantu pengungsi Rohingya untuk keluar dari Sungai Nad saat mereka melintasi perbatasan Myanmar-Bangladesh di Palong Khali, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 1 November 2017. Ratusan ribu warga Rohingya mengungsi dari negara bagian Rakhine untuk menghindari kekerasan. REUTERS/Hannah McKay
14 Polisi Perbatasan Myanmar Kabur ke Bangladesh, Ada Apa?

Sebanyak 14 anggota polisi penjaga perbatasan Myanmar melarikan diri ke Bangladesh akibat meningkatnya bentrokan dengan Tentara Arakan


Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

19 Januari 2024

Ilustrasi Covid-19.
Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

Bangladesh mendeteksi sub-varian baru Covid-19, JN.1, yang disebut sebagai strain omicron "varian menarik" oleh WHO


Menilik Pemilu Bangladesh yang Menangkan Sheikh Hasina untuk Lima Periode

9 Januari 2024

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina. ANTARA FOTO/AACC2015
Menilik Pemilu Bangladesh yang Menangkan Sheikh Hasina untuk Lima Periode

Perdana Menteri Sheikh Hasina, putri bapak pendiri Bangladesh, kembali memenangkan pemilu untuk yang kelima kalinya.


AS: Pemilu Bangladesh Tidak Bebas dan Adil

9 Januari 2024

Orang-orang melempar batu untuk memecahkan jendela kereta penumpang yang terbakar, menjelang pemilihan umum, di Dhaka, Bangladesh, 5 Januari 2024. REUTERS/Mohammad Ponir
AS: Pemilu Bangladesh Tidak Bebas dan Adil

Amerika Serikat menilai pemilu Bangladesh, yang diboikot oposisi, tidak berlangsung bebas dan adil, serta prihatin atas ketidakberesannya.