TEMPO.CO, Erbil - Jumlah korban tewas akibat bom bunuh diri di distrik perbelanjaan Karada, Bagdad, bertambah menjadi 167 orang dan lebih dari 180 luka-luka. Sebuah truk berisi bom menerobos kawasan yang penuh warga yang berbelanja persiapan Idul Fitri selepas tengah malam, Minggu, 3 Juli 2016.
Banyak keluarga berada di kawasan itu setelah berbuka puasa. Beberapa laporan menyatakan di antara korban jiwa terdapat sedikitnya 25 anak-anak.
Akibat ledakan itu, sejumlah gedung dilanda kebakaran. Para korban sebagian besar tewas terbakar atau kehabisan napas.
Mohammed al-Rubaai, deputi kepala komite keamanan di dewan Provinsi Baghdad, mengungkapkan sedikitnya 167 tewas dan 180 luka-luka. Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah.
Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan di kawasan yang dihuni mayoritas Syiah dan Kristen di Bagdad tengah tersebut. Namun klaim itu tidak bisa diverifikasi.
Banyak warga Karada mengaku marah kepada pemerintah Irak yang dianggap gagal memberi pengamanan. "Kita dalam kondisi perang, tempat-tempat ini menjadi sasaran," kata seorang pedagang. "Keamanan tidak boleh hanya fokus pada perang dan melupakan Bagdad."
Kemarahan warga dilampiaskan saat Perdana Menteri Haider al-Abadi mengunjungi lokasi kejadian. Tayangan video yang beredar di media sosial memperlihatkan konvoi kendaraan Al-Abadi dilempari batu sambil diteriaki "maling".
Ledakan kedua terjadi di sebuah pasar yang populer di kawasan Syiah lain, Al-Shaab, sebelah timur Bagdad. Berbagai laporan menyebutkan, akibat ledakan itu, lima orang tewas dan 16 luka-luka. Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
RUDAW | ALJAZEERA | NATALIA SANTI