TEMPO.CO, Dhaka - Kementerian Luar Negeri memastikan tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam serangan teror dan penyanderaan yang terjadi di sebuah kafe di ibu kota Bangladesh, Dhaka, Jumat, 1 Juli 2016. Indonesia juga menyatakan kecaman terhadap serangan tersebut.
"Indonesia mengecam terjadinya serangan teror dan penyanderaan yang terjadi di sebuah kafe di wilayah Gulshan, Dhaka, Bangladesh, pada Jumat, 1 Juli 2016," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri dalam rilisnya, Sabtu, 2 Juli 2016.
"Pemerintah dan rakyat Indonesia menyampaikan dukacita yang mendalam kepada para korban dan keluarga mereka dalam menghadapi situasi yang sulit ini," kata Kementerian Luar Negeri.
Disebutkan, Indonesia menyampaikan solidaritasnya dengan Bangladesh dalam memerangi terorisme dan menekankan kembali perlunya kerja sama internasional yang lebih erat untuk melawan terorisme sebagai ancaman nyata terhadap dunia.
Diperkirakan setidaknya 20 orang berkewarganegaraan asing menjadi korban jiwa dan puluhan individu luka-luka dalam penyerangan ini.
Hingga siaran pers ini dikeluarkan, Kedutaan Besar RI (KBRI) di Dhaka melaporkan bahwa tidak ada WNI yang menjadi korban.
KBRI Dhaka telah memantau terus perkembangan situasi di lapangan, berkoordinasi dengan pihak otoritas berwenang setempat dan masyarakat Indonesia di Dhaka, serta melakukan penelusuran untuk mencari informasi kemungkinan adanya WNI yang menjadi korban. Saat ini tercatat 520 WNI ada di Bangladesh.
WNI yang berada di wilayah Bangladesh diimbau menjaga keamanan pribadi, tetap waspada dan hati-hati, serta untuk sementara menghindari tempat-tempat keramaian yang dapat dijadikan target teror juga mengikuti arahan dan imbauan otoritas keamanan setempat.
Kementerian Luar Negeri menyatakan WNI yang membutuhkan informasi dapat menghubungi KBRI Dhaka melalui Saudara Emir Faisal, Fungsi Protokol dan Konsuler (HP: +880 1614444560 dan +880 1614444552 12).
NATALIA SANTI