TEMPO.CO, Canberra- Australia akan melangsungkan pemilihan umum federal guna memilih anggota parlemen besok, 2 Juli 2016. Pemilu yang dipercepat dari rencana awal tersebut akan menyaksikan persaingan ketat antara koalisi Liberal saat ini dan oposisi Partai Buruh.
Pemilu ini diharapkan akan membawa prubahan ke dalam situasi politik yang lebih stabil dalam pemerintah, setelah hanya dalam kurun waktu 9 tahun sejak 2007 negara kangguru tersebut telah berganti pemimpin sebanyak 5 kali.
Berikut lima hal utama terkait pemilu parlemen Australia besok:
1. Pemain kunci:
Pemegang peranan penting pada pemilu kali ini adalah Perdana Menteri saat ini Malcolm Turnbull, dari Partai Liberal. Dalam pemerintah koalisi konservatif, Turnbull dikenal karena pandangan progresifnya tentang perubahan iklim dan pernikahan sesama jenis, dan dukungannya untuk Australia membentuk republik sendiri terpisah dari Inggris.
Dari kubu oposisi Partai Buruh, ada satu nama yakni pemimpin oposisi, Bill Shorten yang mengambil alih kepemimpinan Partai Buruh sejak 2013. Dia berkampanye untuk pendidikan, kesehatan dan perubahan iklim sebagai keprihatinan utama dalam pemilu. Dia dianggap telah menjalankan kampanye yang kuat dan Tenaga Kerja muncul siap untuk memenangkan kursi, tapi jajak pendapat menunjukkan ia agak sulit untuk membentuk mayoritas.
2. Bursa Kerja:
Pemilu kali dianggap akan menentukan pihak yang akan mengarahkan perekonomian keluar dari permasalahan terutama yang terkait loeongan pekerjaan. Industri pertambangan yang paling banyak menyediakan lapangan pekerjaan mulai merosot dan kalah dari Cina. Sekitar 50.000 orang pekerja tambang telah kehilangan pekerjaannya.
Baik pemerintah maupun oposisi selama ini terus mengkampanyekan siapa yang paling baik dalam menyediakan lapangan pekerjaan. Turnbull yang menjanjikan pemotongan pajak perusahaan dan penyesuaian sistem tabungan pensiun bangsa. Shorten berjanji untuk "berinvestasi pada sumber daya manusia, produktivitas, infrastruktur dan teknologi.
3. Pernikahan Sesama Jenis:
Australia telah dikritik oleh kelompok hak asasi manusia internasional atas kelambatan untuk bertindak atas pernikahan sesama jenis. Legalisasi pernikahan gay telah menjadi isu besar dalam menjelang pemilu federal Sabtu. Turnbull mengatakan akan mengadakan plebisit sebelum akhir 2016, jika partainya menang besok. Pemimpin oposisi Bill Shorten, telah bersumpah untuk menjadikan pernikahan gay sebagai prioritas utama jika dia menang.
4. Stabilitas Politik:
Keputusan mengejutkan bagi Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa telah mempercepat kebutuhan bagi Australia untuk memilih pemerintahan yang dapat memberikan stabilitas dan kesatuan, untuk menghindari sejenis permusuhan politik yang dilihat sebagai akibat dari Brexit (warga Inggris pendukung negaranya keluar dari Uni Eropa). Ketidakstabilan politik saat ini di Inggris adalah sesuatu yang harus dihindari Australia, terutama karena negara tersebut telah mengalami dua kali kudeta pemimpin dalam rentang waktu lima tahun.
Turnbull telah menekankan janjinya untuk memberikan stabilitas dan kebijakan ekonomi yang kuat di tengah gejolak global yang dipicu oleh Brexit.
5. Keluarga:
Perhatian kepada keluarga di Australia, terutama yang terkait hubungan antara orang tua dan anak menjadi salah satu perhatian penting dalam pemilu kali ini. untuk menjaga hubungan baik dalam keluarga partai partai besar mengkampanyekan liburan panjang bagi orang tua yang bekerja.
Koalisi berencana untuk memperkenalkan paket senilai 3 miliar dolar Aurstralia (Rp 29,3 triliun) untuk memaksimalkan keterjangkauan anak bagi keluarga Australia. Paket ini juga dirancang untuk mendorong lebih banyak perempuan untuk kembali bekerja. Namun itu dikritk hanya akan menguntungkan bagi kalangan menengah ke atas.
Sebaliknya, Buruh telah berjanji untuk meningkatkan pemberian biaya perawatan anak dari 7500 (Rp 73,3 juta) ke 10.000 dolar Aurstralia (RP 98,7 juta) per tahun dan meningkatkan manfaat perawatan anak hingga 15%.
CAP X|YON DEMA