TEMPO.CO, Los Angeles - Alvin Toffler, pengarang buku terkenal Future Shock, meninggal di rumahnya di Bel Air, Los Angeles, Senin, 28 Juni 2016. Toffler meninggal dalam usia 87 tahun saat tidur. Ia meninggalkan istri yang telah menemaninya menulis buku, Heidi.
Toffler terkenal dengan karyanya yang berisi prediksi perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi di dunia. Ia memprediksi kemunculan Internet dan penurunan keluarga inti. Salah satu karya terbaiknya, Future Shock, pada 1970 berisikan tren ekonomi 1960-an.
Future Shock terjual 15 jutaan eksemplar dan telah diterjemahkan ke dalam puluhan bahasa. Karyanya yang lain, The Third Wave pada 1980, meramalkan penyebaran e-mail, media interaktif, percakapan secara online, dan kemajuan media digital lainnya.
Pada 1980-an, Toffler juga memperkenalkan istilah “informasi berlebihan” yang terjadi pada masa kini. Kebrilianan Toffler mendapat perhatian para pemimpin dunia yang kemudian meminta nasihat kepadanya, seperti pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev, Perdana Menteri Cina Zhao Ziyang, dan guru bisnis Meksiko Carlos Slim.
Salah satu pernyataan Toffler yang terkenal adalah, "Buta huruf pada abad ke-21 bukanlah mereka yang tidak bisa membaca dan menulis, melainkan mereka yang tidak bisa belajar, melupakan pelajaran, dan belajar kembali."
Baca Juga:
BBC | NEW YORK TIMES | IQRA ARDINI | YY