TEMPO.CO, London - Nilai tukar mata uang Inggris, pound sterling, melemah 4,4 persen terhadap dolar Amerika Serikat setelah hasil pemungutan suara di Sunderland, Inggris, menunjukkan kemenangan bagi pendukung Brexit. Penurunan ini merupakan yang terbesar setelah krisis finansial pada 2008.
“Pound sterling baru saja turun 400 poin terhadap dolar setelah kemenangan signifikan terjadi di Sunderland bagi pendukung pengunduran diri Inggris dari Uni Eropa (Brexit) dengan 61 persen suara.” Kata Andy Scott, ekonom dari HiFX, seperti dikutip Independent pada 24 Juni 2016.
Pound sterling sempat mengalami kenaikan tertinggi sepanjang tahun ini di angka US$ 1,5. Kenaikan itu terjadi setelah hasil pemungutan suara sementara semalam menunjukkan posisi aman bagi mereka yang ingin Inggris untuk tetap bergabung dengan Uni Eropa.
Kondisi ini berbalik ketika pendukung opsi meninggalkan Uni Eropa menang di Sunderland dengan perbedaan angka 20 poin. Akibatnya nilai pound sterling terjun bebas ke angka US$ 1,4295.
Sebelumnya, seorang analis dari Bank Inggris telah meramalkan nilai pound sterling akan turun sebesar 20 persen terhadap dolar Amerika jika Inggris memilih keluar dari Uni Eropa.
Baca Juga:
FAUZY DZULFIQAR | INDEPENDENT | NN