TEMPO.CO, Yancheng - Tornado dan hujan deras menyapu Kota Yancheng, Provinsi Jiangsu, Cina, pada Kamis, 23 Juni 2016. Akibatnya, diperkirakan 98 penduduk tewas, 500 orang terluka, serta 200 orang di antaranya dalam keadaan kritis.
Bencana ini memporakporandakan bagian selatan Kota Beijing. Pohon-pohon bertumbangan, bangunan hancur, dan tornado menyapu kendaraan yang ada di ruas jalan. "Orang-orang di dalam berlarian keluar, tapi angin yang terlalu kuat membuat mereka kesulitan dan tertahan di dalam," kata seorang warga, Wang Shuqing, kepada reporter Associated Press.
Tim penyelamat di Cina hingga kini sedang mencari korban yang selamat. Mereka berusaha mengangkut warga yang terluka dengan ambulans dan mengantarkan makanan serta air bagi para korban yang selamat.
Bencana ini telah dinyatakan sebagai keadaan darurat nasional. Dalam perjalanannya menuju Uzbekistan, Presiden Cina Xi Jinping memerintahkan semua badan pemerintah pusat memberikan seluruh bantuan yang diperlukan para korban.
Laporan yang diterima Associated Press menyebutkan tornado mulai menyerang pada Kamis pukul 14.30 waktu setempat dan menghantam keras Kota Funing dan Sheyang, dengan kecepatan angin mencapai 125 kilometer per jam.
Sebenarnya tornado memang sesekali menyerang Cina selatan pada musim panas dan jarang menyebabkan kematian serta kerusakan. Namun kali ini tornado berbeda dan korban diperkirakan terus bertambah.
AP | INTERNASIONAL | ATIKA NUSYA PUTERI | MS