TEMPO.CO, Orlando - Omar Mateen, tersangka dalam penembakan massal di Orlando, diyakini memiliki masalah kejiwaan dan bergerak sendiri dalam aksinya. Menurut seorang teman Mateen, pelaku penembakan di Orlando itu mengubah penampilannya secara drastis.
Pagi hari sebelum penembakan klub malam Pulse, Mateen mencukur kepala dan wajahnya. Dia terlihat gelisah dan muram. Mateen juga membicarakan tentang riset mengenai obat anti-psikosis yang ia lakukan semalaman.
“Dia sudah sangat khawatir, apakah mulai menderita psikosis," ujar teman Mateen yang minta dirahasiakan identitasnya. "Mateen mudah marah dan terobsesi dengan penelitian obat secara online."
Pelaku penembakan berusia 29 tahun itu membunuh 49 orang dan melukai 53 orang dalam penembakan massal paling memmatikan dalam sejarah Amerika Serikat tersebut. Mateen menyebut dirinya "tentara Islam" dan sekutu kelompok ISIS sebelum ditembak mati oleh polisi.
FBI tidak mengomentari pernyataan teman Mateen tersebut, tapi sejumlah sumber di kalangan pejabat senior mengatakan penyelidikan mengungkap motif Mateen lebih ke arah pribadi ketimbang motif politik.
"Ini semakin terlihat seperti tindakan individu yang bermasalah dan memiliki masalah pribadi kemudian mendapat inspirasi dalam menit terakhir dari kelompok radikal," kata seorang pejabat senior AS yang terlibat penyelidikan tersebut.
Pihak yang berwenang yakin Mateen adalah pelaku yang bertindak sendirian dalam aksinya. Ia tampaknya sebagai pemuda bermasalah, mendapat sanksi puluhan kali saat sekolah dan memiliki aspirasi untuk menjadi seorang polisi namun pupus karena diusir dari akademi kepolisian.
REUTERS | | ATIKA NUSYA PUTERI | TJANDRA DEWI