TEMPO.CO, Caracas - Militer Venezuela menyerbu Cumana, ibu kota Negara Bagian Sucre, dan menahan lebih dari 400 orang setelah mereka melakukan kekerasan dan menjarah makanan di pusat perbelanjaan, Selasa, 14 Juni 2016.
Beberapa orang dilaporkan tewas ditembak pasukan militer menyusul penjarahan besar-besaran terhadap lebih dari 20 pusat dagang selama kerusuhan berlangsung di kota tersebut pada Selasa, 14 Juni 2016.
Pihak berwenang setempat mengatakan aksi yang disebut dengan "vandalisme" itu terinspirasi oleh perlawanan kelompok sayap kanan terhadap kaum oposisi.
"Media setempat melaporkan, tiga orang tewas ditembak. Namun otoritas setempat membantahnya," kata Virginia Lopez dari Al Jazeera yang melaporkan aksi kekerasan tersebut dari Ibu Kota Caracas.
"Mereka tewas dibedil ketika menjarah sebuah toko pakaian," ujarnya.
Gubernur Negara Bagian Sucre Luis Acuna dalam keterangannya kepada stasiun televisi lokal menuturkan para penjarah pelaku vandalisme itu didukung oposisi. "Sebanyak 400 orang ditahan, sedangkan korban tewas tidak terkait dengan peristiwa penjarahan."
"Saya tidak meragukan lagi bahwa aksi kekerasan ini telah direncanakan kelompok oposisi," tuturnya.
Nelson Moreno, Gubernur Negara Bagian Anzoategui, yang bertetangga dengan Sucre, mengatakan sembilan orang ditahan pada Selasa, 14 Juni 2016, oleh pihak berwajib. "Situasi ini tidak biasa, kerusuhan diwarnai penjarahan."
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN
BACA JUGA
Ahok Lolos dari Jerat KPK, Ahmad Dhani: Ramalan Saya Benar
Sumber Waras Bebas Korupsi, Bambang Soesatyo: BPK yang Brengsek