TEMPO.CO, Manila - Facebook secara resmi mengeluarkan pemintaan maaf kepada segenap warga Filipina karena secara tidak sengaja menyatakan negara itu sedang berperang. Padahal kalimat yang ingin disampaikan sebenarnya adalah ucapan selamat menyambut hari kemerdekaan Filipina.
Raksasa media sosial itu mengucapkan “Selamat Hari Kemerdekaan” kepada rakyat negara itu pada Minggu, 12 Juni 2016, dengan menampilkan bendera Filipina. Tapi bendera yang ditampilkan itu terbalik dengan warna merah di atas, bukan biru seperti biasanya. Di Filipina, posisi bendera seperti itu berarti negara itu sedang berperang.
Facebook, yang sering memberi ucapan selamat untuk hari-hari besar nasional negara-negara di seluruh dunia, meminta maaf atas kesalahan itu. "Ini tidak disengaja, dan kami meminta maaf. Kami sangat peduli tentang komunitas di Filipina. Dan dalam upaya menghubungkan semua pada hari kemerdekaan, kami membuat kesalahan," kata Facebook dalam pernyataannya, seperti yang dirilis AFP, Selasa, 14 Juni 2016.
Kesalahan itu disambut dengan kombinasi rasa marah dan lelucon di negara itu dari beberapa peselancar di dunia maya. "Dear @facebook: Ini bukan hari kemerdekaan yang bahagia jika bendera kami seperti ini," kata pengguna Twitter, @econcepcion.
Namun aktivis Jonas Bagas dengan sedikit bercanda mengaitkan kesalahan itu dengan hukum dan perintah kontroversial Presiden Rodrigo Duterte yang membayangkan pasukan keamanan membunuh ribuan penjahat.
"Kita akan menerima perintah tembak sampai mati tidak lama lagi serta imbalan untuk menghapus penjahat yang memenuhi dinding Facebook dan jalan raya. Negara apa yang kita duduki saat ini," ucap Bagas dalam Facebook.
Di negara dengan lebih seratus juta penduduk itu, Filipina memiliki 51 juta pengguna aktif Facebook. Jaringan sosial itu bukan yang pertama memicu keributan terkait dengan bendera Filipina.
Pada 2010, Amerika Serikat meminta maaf karena menggabungkan warna merah dan biru bendera Filipina ketika pertemuan antara Presiden Barack Obama dan pemimpin Asia Tenggara di New York.
MANILA TIMES | YON DEMA
Baca juga:
Prancis, Jerman atau…: Ini Rahasia Penentu Juara Euro 2016
Euro, Copa, Dominasi Eropa