TEMPO.CO, Gaza - Perusahaan air nasional Israel, Mekorot, memotong jalur suplai air ke sebagian besar daerah pendudukan di Tepi Barat. Akibatnya, ribuan warga Palestina yang tinggal di kawasan tersebut kekurangan air selama Ramadan.
Mekorot, penyedia air utama untuk warga Palestina di sejumlah kota, menghentikan pasokan air ke Jenin, beberapa desa di Nablus, Kota Salfit, dan perkampungan di sekitarnya.
Menurut keterangan Ayman Rabi, Direktur Eksekutif Grup Hidrologi Palestina, kepada Aljazeera, Selasa, 14 Juni 2016, warga yang tinggal di kawasan tersebut sudah tidak menerima pasokan air selama 40 hari.
"Masyarakat mengandalkan pembelian air dari tangki truk atau mencari ke sejumlah sumber air lainnya," ucapnya. Dia melanjutkan, "Beberapa keluarga hidup hanya dengan 2-3 liter air per hari. Bahkan di sejumlah wilayah, air untuk warga dijatah."
Kota Jenin, yang berpenduduk sekitar 40 ribu orang, Ayman menjelaskan, kebutuhan airnya dipotong hingga separuhnya. Dia memperingatkan bahwa Mekorot harus bertanggung jawab atas tragedi kekurangan air selama berbulan-bulan pada musim panas. Mekorot tidak memberikan tanggapan ketika dimintai konfirmasi oleh Aljazeera.
Israel membatasi kebutuhan air bagi warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat dan Jalur Gaza sejak Negeri Yahudi itu mengokupasi wilayah tersebut pada 1967. Sebaliknya, warga Israel di daerah pendudukan dapat mengkonsumsi air lima kali lipat dibandingkan dengan warga Palestina di Tepi Barat.
"Warga Israel dapat mengkonsumsi 350 liter per hari di daerah pendudukan, bandingkan dengan warga Palestina yang hanya mengkonsumsi 60 liter per hari di Tepi Barat," tulis Aljazeera, Rabu, 15 Juni 2016.
ALJAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN