TEMPO.CO, San Francisco - Lebih dari 20 mahasiswa asal Papua bersama Konsulat Jenderal Republik Indonesia di San Francisco dan masyarakat Indonesia mengikuti Parade Bunga di Portland, Amerika Serikat, pada Sabtu, 11 Juni, waktu setempat. Pergelaran terbesar di negara bagian Oregon ini dimeriahkan oleh lebih dari seratus peserta. Parade sepanjang 3 kilometer tersebut berlangsung meriah di bawah suhu Portland yang sejuk bersahabat.
Rombongan Indonesia menampilkan musik, tarian, dan kostum Papua, Sulawesi Utara, Maluku, Kalimantan Timur, Betawi, Jawa Tengah, Bali, dan Sumatera Barat. Lebih dari 20 ribu warga Portland tumpah ruah di jalan sepanjang 7,2 km yang menjadi rute pawai. Para penonton memberikan tepuk tangan meriah ketika rombongan Indonesia melewati mereka dan membawakan tari-tarian daerah diiringi instrumen gamelan.
Konsulat Jenderal RI di San Francisco yang dipimpin Ardi Hermawan memberikan dukungan penuh dalam fasilitasi dan pendanaan bagi Indonesia untuk bisa mengikuti acara pawai tahunan yang bergengsi ini. "Dalam tiga tahun keikutsertaan Indonesia, baru kali ini anak-anak Papua bergabung. Hal ini membanggakan karena memberikan pemahaman baru bagi masyarakat umum di Portland, sekaligus pengalaman yang baik dan memupuk semangat nasionalisme mereka," ujar Hellen Heler, 48 tahun, warga Amerika keturunan Indonesia yang ikut dalam parade.
Memang baru kali ini mahasiswa Papua ikut bergabung dalam tradisi pawai tahunan yang telah berlangsung selama 102 tahun tersebut. Aimur Pagawak, 19 tahun, asal Biak yang membawa bendera Merah Putih sepanjang parade, mengaku bangga dapat mewakili Indonesia. "Saya senang sekali bisa ikut karena seperti menjadi selebriti yang terus mendapat tepukan dari masyarakat Portland," katanya bersemangat.
Dalam rilis yang diterima Tempo, pihak KJRI San Francisco menjelaskan bahwa semua mahasiswa Papua yang ikut merupakan mahasiswa Corban University, yang memperoleh beasiswa dari Pemerintah Provinsi Papua. Dari total 59 putra daerah itu, mereka mengambil jurusan bahasa Inggris, bisnis, teknik, kesehatan, antropologi, psikologi, matematika, teknologi informasi, dan komunikasi. Program yang diprakarsai Gubernur Papua Lukas Enembe dalam dua tahun belakangan ini memang memberikan kesempatan bagi ratusan siswa di kampung-kampung dan kabupaten Provinsi Papua untuk mendapat beasiswa bersekolah di dalam dan luar negeri, termasuk Amerika Serikat.
DP