TEMPO.CO, Orlando - Teror penembakan terjadi di klub hiburan malam untuk kaum gay di Florida, Minggu, 12 Juni 2016. Insiden itu menjadi kejadian tragis kedua yang mengejutkan warga Orlando, Florida setelah penembakan terhadap penyanyi Christina Grimmie, 22 tahun, seusai konsernya oleh seorang pria Florida berusia 27 tahun.
Peristiwa penembakan pertama terungkap dalam unggahan klub gay itu dalam laman Facebook-nya, Pulse Orlando. "Semua orang keluar dari Pulse dan terus berjalan." Dari komentar-komentar yang diunggah, disebutkan bahwa seorang pria mulai menembaki kerumunan pengunjung yang berjoget sejak pukul 02.00 waktu setempat.
Status itu direspons oleh sejumlah lembaga darurat, termasuk tim anti-bom dan bahan berbahaya Orlando.
Berikut ini kabar terbaru menurut kantor berita Associated Press.
04.50 - Polisi Orlando menyatakan mereka merespons penembakan di klub malam di Florida. Sejumlah akun Twitter resmi menyatakan sejumlah orang terluka menyusul insiden di klub malam Pulse Orlando di dekat Jalan Raya Orange dan Kaley.
05.15 - Polisi mengatakan suara keras yang terdengar dari klub di Florida adalah ledakan yang terkendali. Lewat akun Twitter, polisi Orlando meminta media menghindari ketidakakuratan dalam pemberitaan.
05.55 - Polisi mengatakan pelaku penembakan di klub malam Florida sudah mati. Belum jelas bagaimana pelaku tewas. Polisi menggambarkan penembakan adalah situasi di mana banyak korban berjatuhan. Disebutkan pula bahwa aparat lokal, negara bagian, dan federal semua terlibat dalam penyelidikan.
07.15 - Kepala Kepolisian Orlando John Mina menyatakan penembak bersenjata senapan serbu, pistol, dan beberapa jenis lainnya. Pelaku sempat beradu tembak dengan aparat penjaga klub, lalu masuk kembali dan menyandera sejumlah pengunjung pada pukul 02.00 dinihari. Tiga jam kemudian, tim SWAT memutuskan untuk masuk dan menyelamatkan para sandera. Penembak mati dalam baku tembak.
07.25 - Polisi mengatakan 20 orang tewas dan sedikitnya 42 luka-luka. Juru bicara FBI mengatakan peristiwa itu masih diselidiki sebagai tindakan terorisme.
ASSOCIATED PRESS | NATALIA SANTI