TEMPO.CO, Tel Aviv - Facebook dan Twitter baru-baru ini telah menghapus ribuan akun, halaman, dan unggahan warga Palestina. Itu dilakukan menanggapi tuntutan Kementerian Kehakiman Israel.
"Kami berhasil mencapai tujuan kami, di mana sekitar 70 persen dari tuntutan (untuk menghapus konten Facebook dan Twitter) terpenuhi," kata Menteri Kehakiman Israel Ayelet Shaked, dikutip dari laman Middle East Monitor, Rabu, 8 Juni 2016.
"Kami berhasil menghapus unggahan hasutan yang menyerukan kematian dan kekerasan di Internet," tambahnya.
Pemerintah Israel mengadakan pertemuan untuk membahas perang terhadap hasutan dan konten yang memalukan di media sosial tiga hari lalu.
Shaked menegaskan, Israel bekerja sama dengan Facebook, Twitter, dan Google untuk mengatasi hasutan kekerasan yang dibuat warga Palestina di media sosial dan elektronik.
Shaked mengklaim, ketika hasutan di Internet menurun, serangan terhadap Israel menurun.
"Ini membuktikan bahwa ada hubungan langsung antara hasutan di Internet dan kekerasan di Israel," katanya.
MIDDLE EAST MONITOR | MECHOS DE LAROCHA