TEMPO.CO, Canberra - Kajian tahunan soal perang dan kekerasan sepanjang tahun lalu di seluruh dunia menemukan bahwa biaya perang mencapai lebih dari US $ 13, 6 triliun atau sekitar 13 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) global.
Analisis tentang ini dapat ditemukan dalam laporan Global Peace Index 2016, yang dikeluarkan setiap tahun oleh Institut Ekonomi dan Perdamaian, sebuah organiasi berbasis di Australia. "Selama dekade terakhir (kita) telah melihat menurunny aperdamaian dunia, mengganggu perbaikan hubungan jangka panjang sejak Perang Dunia Kedua," kata laporan dikutip dari laman Washington Post, Kamis, 9 Juni 2016.
Selain perdamaian dan keamanan, laporan menyebutkan bahwa kesenjangan antara pendapatan orang kaya dan miskin semakin tinggi, dengan kemakmuran tumbuh lebih baik di negara-negara yang relatif harmonis, sementara negara-negara yang didera konflik dan kekerasan sebaliknya.
Lima negara konflik yang tercatat paling rendah tingkat kemakmurannya adalah Bahrain, Libya, Turki, Ukraina dan Yaman.
Suriah, anehnya, tidak masuk dalam daftar meski berada dalam situasi perang saudara lima tahun yang telah menewaskan lebih dari 250.000 orang dan memicu krisis pengungsi dan keamanan regional.
Perkiraan biaya konflik di dunia pada tahun 2015 itu dibuat berdasarkan perhitungan dari pengeluaran militer, kerusakan yang disebabkan oleh konflik, kerugian dari kejahatan dan kekerasan interpersonal.
Media juga menggarisbawahi bahwa laporan Institut Ekonomi dan Perdamaian ini hendak menekankan bagaimana porsi belanja untuk keamanan tampaknya lebih besar dibandingkan dengan upaya global untuk membangun dan memelihara perdamaian.
WASHINGTON POST | MECHOS DE LAROCHA