TEMPO.CO, Bangkok - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Rabu, 8 Juni 2016, bahwa Thailand menjadi negara Asia pertama yang berhasil mencegah dan menghilangkan penularan HIV dari ibu hamil ke anak.
"Thailand telah menunjukkan kepada dunia bahwa HIV dapat dikalahkan," kata WHO yang menyebut pencapaian Thailand tersebut luar biasa, seperti dikutip dari laman Channel New Asia, Rabu, 8 Juni 2016.
Sebelum Thailand, Kuba adalah satu-satunya negara yang mampu mencegah dan menghilangkan penularan HIV dari ibu hamil ke anak--berdasarkan kriteria WHO. WHO mengatakan pengobatan gratis yang dilakukan Thailand untuk wanita hamil dengan HIV sangat penting dalam menghentikan virus menular ke generasi baru.
Jika tidak diobati, ibu dengan HIV memiliki kesempatan 15-45 persen menularkan virus kepada anak-anak selama kehamilan, melahirkan atau saat menyusui. Selain itu Thailand juga memberikan obat antiretroviral selama kehamilan yang secara signifikan mampu mengurangi peluang menularnya HIV lebih dari satu persen.
Pada 2000, Thailand menjadi salah satu negara pertama di dunia yang memberikan obat antiretroviral secara gratis untuk semua wanita hamil yang didiagnosis dengan HIV. Penyaringan virus selama kehamilan juga rutin dilakukan, bahkan di daerah yang paling terpencil, WHO menambahkan.
Menurut angka pemerintah Thailand, jumlah bayi yang lahir dengan HIV telah menurun dari 1.000 pada tahun 2000 menjadi hanya 85 tahun lalu, meski sejumlah kasus masih ada. Ini menunjukkan pengobatan dengan metode tersebut tidak 100 persen efektif. Pencapaian itu adalah perubahan besar bagi Thailand.
Negara ini memiliki 100.000 kasus HIV pada 1990, meningkat menjadi lebih dari satu juta tiga tahun kemudian, sebagian disebabkan oleh perdagangan seks. Petugas kesehatan awalnya berjuang mendesak pemerintah agar bertindak.
Desakan itu berhasil melahirkan kebijakan mendistribusikan kondom gratis di kalangan pekerja seks sepanjang 1990-an, dan peluncuran secara luas obat antiretroviral di tahun 2000-an telah mencapai sukses besar.
"Kemajuan Thailand menunjukkan banyak hal dapat dicapai ketika ilmu pengetahuan dan obat-obatan didukung oleh komitmen politik yang berkelanjutan," kata Direktur Eksekutif UNAIDS Michel Sidibe.
Namun terlepas adanya prestasi yang dicapai, masih banyak tugas yang harus dituntaskan. PBB memperkirakan ada sekitar 500.000 hidup dengan HIV di negara kerajaan itu, sementara tingkat infeksi meningkat dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di kalangan pria gay.
CHANNEL NEWS ASIA | MECHOS DE LAROCHA