TEMPO.CO, Jakarta - Yamato Tanaooka, bocah Jepang berusia 7 tahun, dinyatakan hilang setelah ayah dan ibunya meninggalkan dia sendirian di hutan karena alasan menghukum.
Orang tuanya mengaku meninggalkan bocah itu di sisi utara jalan di lereng Gunung Komagatake pada ketinggian 1.131 meter, di utara Hokkaido, daerah yang terkenal dihuni banyak beruang liar.
Sebagaimana dilaporkan www.express.co.uk, Senin, 30 Mei 2016, ratusan pekerja darurat telah menyisir daerah, dan berharap menemukan bocah yang menghilang selama 2 hari itu.
Awalnya, saat melapor ke pihak berwenang, orang tua Tanaooka mengklaim, anak mereka tersesat saat sedang mencari sayuran. Namun kemudian mereka mengaku sengaja meninggalkan bocah itu di hutan selama 5 menit sebagai hukuman karena ia nakal. Pasangan ini mengatakan telah berjalan sejauh sepertiga mil sebelum kembali ke tempat itu dan menemukan fakta bahwa Tanaooka menghilang.
Namun, menurut laporan terbaru, sebagaimana dilansir dari laman Sky, Jumat, 3 Juni 2016, bocah tersebut telah ditemukan dalam keadaan hidup dan tidak terluka.
Seorang juru bicara polisi mengatakan Tanaooka ditemukan seorang tentara di sebuah pangkalan militer di utara Pulau Hokkaido.
"Aanak itu tampak sehat," kata Manabu Takehara, juru bicara Pasukan Bela Diri. Takehara menambahkan, Tanaooka telah dibawa ke rumah sakit dengan helikopter untuk menjalani pemeriksaan medis.
Stasiun televisi NHK mengatakan Tanaooka telah berjalan melewati pegunungan sampai akhirnya menemukan barak militer. Tanaooka berjalan tanpa makanan dan minuman. Dia baru minum dan tidur di kasur saat berada di barak militer.
Polisi mengatakan sedang mempertimbangkan mengajukan dakwaan terhadap orang tua anak itu.
Ayah Yamato Tanaooka mengatakan sangat menyesal atas keputusannya menghukum anaknya.
"Saya merasa sangat kasihan dengan anak saya," kata ayah itu kepada seorang reporter televisi, awal pekan ini. "Saya sangat menyesal karena menimbulkan masalah dan menyusahkan banyak orang."
EXPRESS.CO.UK | SKY | MECHOS DE LAROCHA