TEMPO.CO, Jakarta - Perekonomian Brasil terus mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari perekonomian yang mengalami kontraksi sebesar 0,3 persen pada kuartal I 2016. Ini merupakan kuartal kelima perekonomian Brasil mengalami penurunan.
Instituto Brasiliero de Geografia e Estatistic (IBGE), instansi yang bertanggung jawab memberi informasi statistik, geografis, kartografi, geodesi, dan lingkungan di Brasil, mengatakan produk domestik bruto Brasil turun 5,4 persen secara year-on-year.
Organisasi untuk Kerja sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) sebelumnya memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk Brasil. Mereka memperkirakan ekonomi Brasil akan mengalami kontraksi 4,3 persen pada tahun ini.
Produksi Brasil di sektor-sektor utama, seperti pertanian, industri, dan jasa juga mengalami penurunan. Meski begitu, nilai ekspor mereka meningkat 6,5 persen dibandingkan dengan kuartal IV 2015.
Brasil kini menghadapi krisis politik menyusul dilengserkannya Presiden Brasil Dilma Rousseff. Posisinya ditempati Presiden Brasil interim, Michel Temer, yang berjanji mengembalikan kepercayaan ekonomi di Amerika Latin. Kepala negara yang baru ini pun menyerukan persatuan kepada rakyat Brasil.
Rousseff dituduh bersalah karena menyembunyikan defisit anggaran negara. Hal ini dilakukan di tengah perekonomian Brasil yang lesu, sehingga tingkat popularitas dan kepercayaan publik terhadap Rousseff menurun.
Masalah ekonomi menjadi fokus utama dalam pidato pertama Temer sebagai Presiden Brasil. Sebelumnya, ia menjabat Wakil Presiden Brasil yang menjadi pasangan Rousseff. Temer dituduh berkhianat oleh mantan pasangannya itu. Rousseff mengklaim telah dipaksa lengser melalui sabotase, konspirasi, dan kudeta.
BBC | DIKO OKTARA