TEMPO.CO, Oxford - Dr Hilary Ketchum dari Museum Oxford Natural History menata ratusan batu berbentuk seperti tulang hingga tersusun membentuk layaknya kerangka hewan. Ia memerlukan waktu sekitar satu jam hingga batu-batu itu tersusun utuh.
Dr Ketchum kemudian memperlihatkan gambar hewan raksasa dengan sirip besar dan leher panjang. Ia menyebut kerangka itu sebagai sisa-sisa hewan purba yang dia namai Eve Plesiosaurus.
Dr Ketchum mengatakan Plesiosaurus bukan hewan biasa. "Mereka jenis reptil yang berhubungan dengan reptil lain seperti dinosaurus, buaya, Ichthyosaurus, dan kura-kura, tapi sebenarnya kami tidak benar-benar yakin skema besar yang cocok," ucapnya, seperti dilansir BBC, Minggu, 29 Mei 2016.
Orang Britania meyakini adanya Plesiosaurus. Hewan ini dianggap merajai lautan selama lebih dari seratus tahun sebelum punah bersama spesies dinosaurus lain. Meski begitu, ilmuwan setempat masih belum mengetahui bentuk biologis, anatomi, dan evolusi spesies ini.
Dr Ketchum menuturkan batu-batu yang berbentuk menyerupai kerangka itu ditemukan sekelompok arkeolog amatir di suatu kawasan di Peterborough. "Suatu hari, salah satu anggota menemukan tulang kecil di sana berupa sirip terbaring di tanah liat," ujarnya sambil menunjukkan kerangka yang diperkirakan berusia 165 juta tahun itu.
Ketchum mengaku, awalnya, mereka sempat mengira temukan mereka adalah spesies baru atau bahkan spesies yang sangat langka. Mark Wildman dan anggota Kelompok Kerja Oxford—tim arkeolog amatir dan profesional yang mencari fosil—menjuluki fosil itu dengan sebutan Eve, karena benda itu merupakan fosil pertama yang mereka temukan.
Namun, sejak Eve ditemukan pada 2014, para arkeolog amatir dan profesional itu tak bisa mengidentifikasi jenis kelamin dari fosil makhluk laut yang mereka temukan itu. Namun Dr Ketchum mengatakan batuan yang tersusun itu mirip Plesiosaurus dan Ichthyosaurus.
INGE KLARA | BBC