TEMPO.CO, Manila - Pejabat militer Filipina mengatakan operasi intensif yang dilangsungkan oleh pasukannya di selatan telah menewaskan 54 anggota militan dari sebuah kelompok ekstremis Islam yang belum begitu dikenal, Maute.
Juru bicara militer regional, Mayor Filemon Tan, mengatakan operasi terhadap kelompok yang dimulai pada Kamis di provinsi selatan Lanao del Sur itu masih berlangsung.
Dua tentara tewas dalam bentrokan dan sembilan lainnya luka-luka. Informasi baru ini berasal dari laporan intelijen yang diterima militer Filipina dan tidak dapat dikonfirmasi secara independen.
"Pasukan terus maju menuju kubu musuh dan mengalahkan LTGs (kelompok teroris lokal) di daerah," kata Tan.
Adapun kelompok Maute disebut-sebut, sebagaimana dikutip dari laman Asian Correspondent, Senin, 30 Mei 2016, terhubung dengan ekstremis berlatar agama dari Indonesia.
Anggotanya melakukan pemenggalan yang tampaknya terinspirasi oleh kelompok teror Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Bentrokan antara pasukan dan kelompok yang dimulai pada 26 Mei berawal saat dua pekerja pabrik diculik dan dipenggal. Para pekerja dipaksa memakai pakaian oranye sebelum dieksekusi, mirip dengan korban ISIS.
Kelompok Maute juga telah bertanggung jawab atas pengeboman menara transmisi milik National Grid Corp Filipina di Lanao del Sur.
ASIAN CORRESPONDENT | MECHOS DE LAROCHA