TEMPO.CO, Taipei - Seorang perwira militer Cina telah dikecam oleh masyarakat luas untuk artikelnya yang menyebutkan bahwa status single atau belum menikah dari Presiden Taiwan sangat berbahaya dan dapat membawanya ke hal-hal yang ekstrem.
Artikel yang dimuat Xinhua beberapa waktu lalu itu memuat komentar Wang Weixing, yang mengatakan Tsai Ing Wen yang berstatus lajang akan memimpin dengan tidak memakai perasaan.
Wang menyebutkan, dengan tidak memiliki suami dan anak, Tsai akan memimpin dengan semena-mena karena tidak pernah merasakan kasih sayang di rumah.
"Sebagai politikus perempuan lajang, Tsai Ing Wen tidak memiliki beban emosional, cinta dari keluarga atau anak-anak, sehingga gaya dan strategi politiknya yang ditampilkan menjadi lebih emosional, personal, dan ekstrem," kata Wang, seperti yang dilansir BBC pada Rabu, 25 Mei 2016.
Artikel yang kini telah dihapus oleh Xinhua tersebut menimbulkan perdebatan sengit. Para netizen yang berasal dari Cina melampiaskan kemarahan kepada Wang.
Para netter yang membaca artikel itu di situs media sosial Cina, Sina Weibo, justru membela Tsai. Menurut mereka, komentar Wang berbau diskriminatif karena yang dikritiknya adalah seorang perempuan.
Ada yang mengatakan, jika ingin mengkritik Tsai, yang dikritik adalah program kerjanya, bukan statusnya atau jenis kelaminnya.
Tsai yang dilantik pada Jumat, 20 Mei 2016, merupakan presiden pertama perempuan Taiwan. Bersama dengan partainya, Partai Progresif Demokratik (DPP), yang mendukung kemerdekaan dari Cina, dia memenangkan pemilu pada Januari, mengakhiri delapan tahun kekuasaan Presiden pro-Beijing, Ma Ying Jeou.
Sementara itu, ketika dihubungi, pihak Tsai menolak menanggapi komentar Wang tersebut.
BBC | YON DEMA