TEMPO.CO, Kota Vatikan - Pemimpin gereja Katolik dunia, Paus Fransiskus, menyambut kedatangan Imam Besar Masjid Al-Azhar, Sheikh Ahmed al Tayeb, dengan pelukan dalam pertemuan bersejarah pada Senin, 23 Mei 2016.
Pertemuan pertama antara pemimpin tertinggi gereja Katolik dan kekuasaan tertinggi dalam mazhab Islam Sunnah itu menandai puncak peningkatan signifikan dalam hubungan di antara kedua agama sejak Paus Fransiskus menjabat pada 2013.
"Pertemuan kami adalah pesan," kata Francis secara singkat pada pertemuannya dengan Sheikh Ahmed al Tayeb, setelah memeluk dan mencium tamunya itu.
Al-Azhar sebagai sebuah institusi pendidikan terkemuka menyatakan bahwa kedua belah pihak setuju mengadakan "konferensi perdamaian".
"Kita perlu mengambil sikap bersama, bergandengan tangan, untuk membawa kebahagiaan bagi umat manusia. Agama diturunkan untuk membuat orang bahagia, bukan membuat mereka kesulitan," kata Tayeb kepada Bapa Suci.
Adapun Wakil Imam Abbas Shuman mengatakan kedua pemimpin sepakat melanjutkan dialog dan konferensi yang diusulkan meliputi isu kemiskinan, ekstremis, dan terorisme.
Juru bicara Vatikan, Federico Lombardi, mengatakan Paus dan Imam Besar Tayeb membahas tantangan umum yang dihadapi oleh setiap agama besar di dunia. Ini termasuk bekerja sama untuk perdamaian dunia, menolak kekerasan dan terorisme, serta perlindungan umat Kristen di daerah konflik dan yang dikuasai teroris di Timur Tengah.
Kunjungan ini sangat simbolis dan berlatar belakang peningkatan dalam hubungan di antara kedua tokoh agama setelah terjadi ketegangan cukup serius akibat pidato Paus Benediktus XVI, pendahulu Paus Fransiskus. Hubungan memburuk ini diawali pidato Paus Benediktus pada 2006, yang menganggap Islam terkait dengan kekerasan. Pernyataan ini memicu protes di beberapa negara dan terjadi penyerangan terhadap umat Katolik.
Dialog perdamaian dimulai pada 2009, tapi dihentikan Al-Azhar pada 2011 ketika Benediktus menyerukan perlindungan terhadap minoritas umat Kristen seusai serangan bom di sebuah gereja di Alexandria, Mesir. Seruan tersebut dianggap mengintervensi dan mencampuri urusan dalam negeri Mesir.
Namun, sejak Fransiskus menjadi Paus pada 2013, hubungan dua pemimpin agama itu terus meningkat. Hal ini ditandai dengan dialog antar-iman kepercayaan yang dijadikan agenda awal kepemimpinan Fransiskus. Dialog pun dilakukan saat penutupan bulan suci Ramadan pertama pada masa kepausannya.
THE GUARDIAN | YON DEMA