TEMPO.CO, Caracas - Venezuela menghentikan produksi Coca-Cola setelah mengalami kehabisan stok gula. Produksi tebu telah menurun secara drastis di Venezuela selama beberapa tahun terakhir karena sejumlah faktor, seperti kontrol harga, meningkatnya biaya produksi, serta kurangnya pupuk dan devisa.
"Pemasok gula di Venezuela telah memberi tahu kami bahwa mereka sementara akan berhenti beroperasi karena kekurangan bahan baku," kata juru bicara Coca-Cola, Kerry Tressler, dikutip dari Time, Senin, 23 Mei 2016.
Negara ini diharapkan akan menghasilkan 430 ribu ton pada 2016-2017, turun dari 450 ribu ton pada tahun sebelumnya. Namun, untuk memenuhi jumlah produk yang mengandalkan gula, industri juga harus mengimpor 850 ribu ton gula mentah dan halus.
"Kami sedang terlibat dengan pemasok, pemerintah, dan rekan kami untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk solusi yang cepat," ujar Tressler.
Ini menjadi bencana ekonomi terbaru yang memukul negara Amerika Latin itu di tengah resesi dan inflasi setelah anjloknya harga minyak. Pemerintah sosialis di bawah Nicolás Maduro tersebut menghadapi krisis ekonomi yang dipicu jatuhnya harga minyak dunia.
Sebagaimana dilansir dari laman Daily Mail, 23 Mei 2016, listrik, obat-obatan, tisu toilet, dan makanan adalah beberapa item penting lain yang berada dalam daftar kontrol harga oleh pemerintah. Portal berita itu melaporkan, karena mengalami kekurangan energi kronis, pemerintah Venezuela harus menetapkan kebijakan dua hari kerja untuk pegawai negeri sipil guna menghemat daya.
TIME | DAILY MAIL | MECHOS DE LAROCHA